Hormat Kepada Orangtua

Kejadian 9:18-29
Minggu ke-4 sesudah Paskah
Kehidupan di bumi terus berdenyut. Nuh dituturkan menjadi petani kebun anggur (20). Sebagai petani kebun anggur adalah hal wajar kalau ia ingin merasakan anggur hasil dari kerja kerasnya selama ini. Saking asyiknya, Nuh tidak menyadari bahwa ia telah berada di bawah pengaruh alkohol sehingga dirinya menjadi mabuk. Dalam kondisi mabuk, Nuh tidak menyadari bahwa dirinya telanjang di kemahnya (21). Ham, yang melihat ketelanjangan ayahnya, menceritakan kejadian itu kepada saudaranya. Sem dan Yafet yang mendengarnya segera menutupi ketelanjangan ayahnya. Atas tindakannya, Ham dikutuk oleh Nuh (25).
Ketelanjangan adalah hal tabu dalam kehidupan sosial bangsa Israel. Persoalannya bukan hanya sekadar ketelanjangan, tetapi aurat seorang ayah terlihat oleh salah satu anaknya. Sedangkan Ham yang masuk kemah ayahnya, entah dengan tujuan apa, bukannya menutupi tubuh ayahnya dengan kain, malahan menceritakan kepada kedua saudaranya, Sem dan Yafet (22). Saat mendengar hal itu, Sem dan Yafet datang untuk melindungi kehormatan orangtuanya dengan mengambil sehelai kain untuk menutup aurat ayahnya.
Apa yang dilihat oleh Ham tidaklah salah. Ia bisa saja tidak sengaja masuk ke kemah ayahnya. Kesalahannya yang paling fatal adalah ia menginjak martabat dan kehormatan ayahnya. Ia bisa saja memilih untuk menyelimuti tubuh ayahnya dan menutup mulut. Namun, ia justru tidak melakukannya, sebaliknya menyebar gosip kepada kedua saudaranya. Akibatnya, ia dan keturunannya dikutuk oleh ayahnya menjadi hamba dari kedua saudaranya. Sebaliknya Sem dan Yafet melakukan tindakan terpuji. Atas tindakan mereka, Nuh memuji dan memberkati keduanya.
Salah satu hukum dalam Sepuluh Firman adalah menghormati orangtua. Tindakan menghormati orangtua pada setiap budaya bisa berbeda. Sekalipun bentuknya berbeda, penghormatan kepada orangtua merupakan hal penting. Dan Tuhan menjanjikan berkat kala seseorang menghormati orangtuanya.
Addi S. Patriabara
Scripture Union Indonesia © 2017.