Persembahan yang Harum

Kejadian 8
Minggu ke-4 sesudah Paskah
Hujan telah berhenti. Allah mengingat untuk menolong Nuh (1). Allah meniupkan angin hingga air mulai surat (1). Dengan agak rinci dituturkan proses catatan waktu keluarnya Nuh dari bahtera. Untuk mengetahui keadaan, Nuh melepas burung gagak (7). Selanjutnya dilepaskan burung merpati sebanyak 2 kali (8,10). Akhirnya mereka keluar dan bersyukur dengan memberikan persembahan yang harum kepada Allah (21). Tuhan pun berjanji tidak akan membinasakan bumi lagi dengan Air Bah (21).
Pemulihan yang Allah lakukan mengingatkan kita pada cerita penciptaan. Angin yang dihembuskan Allah (1) senada dengan Roh Allah yang melayang-layang (Kej 1:2). Perintah untuk berkembang biak dan bertambah banyak (17) tampaknya mengulangi perintah Allah yang sama saat menciptakan manusia (Kej 1:28). Pemulihan lewat Air Bah ini boleh dikatakan menjadi cerita penciptaan ulang.
Nuh menjadi tokoh utama dalam cerita pemulihan ini. Ia sangat mengerti bagaimana bersyukur kepada Allah. Nuh mempersembahkan kurban bakaran karena Allah telah memilih dan menyelamatkan Nuh dan keluarganya. Ia merasakan kasih Allah yang besar dalam hidupnya. Itu sebabnya kata ”telah” menjadi penting.
Rasa syukur inilah yang mendorong Nuh memberikan kurban bakaran yang harum di mata Allah (21). Atas sikapnya itu, Allah menyatakan janji-Nya untuk tidak lagi mengutuk bumi dan menghancurkannya. Tuhan juga berjanji akan memelihara bumi dengan berbagai hal yang baik. Misalnya melalui berbagai musim yang akan dilewati manusia (22). Lewat pemeliharaan-Nya diharapkan manusia sadar akan karya-Nya.
Sebagai orang percaya kerap kali kita memberikan persembahan dilandasi oleh semangat transaksional (jual-beli). Saya memberi persembahan supaya Tuhan memberkati hidup saya. Sebenarnya, persembahan adalah salah satu cara kita bersyukur atas pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan kita.
Itulah persembahan yang harum di mata Tuhan.
Addi S. Patriabara
Scripture Union Indonesia © 2017.