Antara Strategi dan Berkat Tuhan

1 Tawarikh 19:1-19
Minggu Paskah ke-3
Setelah kematian raja bani Amon, Daud berniat meneruskan persahabatan itu dengan anak Nahas. Tetapi maksud baik Daud dicurigai oleh kaum pemuka bani Amon dan Hanun bin Nahas (1-3). Daud sendiri dipermalukan oleh mereka dengan cara menghina utusan Daud, yakni separuh janggut dipotong dan pantatnya diekspos (4). Sebagai raja yang bijak, Daud mengizinkan utusannya menumbuhkan janggutnya, barulah menghadap kepadanya (5). Tersinggungnya Daud ditanggapi Hanun dengan maju berperang, ia beserta bangsa Amon dan segenap tentara Aram (6-7). Daud mengutus Yoab untuk menghadapi serangan itu (8). Bersama adiknya, Abisai, ia mengatur strategi perangnya untuk berperang, disertai dengan harapan kepada TUHAN (9-13). Akhirnya, Yoab bisa memukul mundur tentara Aram dan membuat bani Amon juga melarikan diri (14-15). Tidak puas dengan kekalahan mereka, bani Amon menyewa tentara Aram dari daerah lain (16). Dengan strategi perangnya, Daud maju berperang dan mendapat kemenangan besar atas tentara Aram (17-18). Kekalahan orang-orang Aram memaksa mereka berdamai dengan Daud dan berjanji tidak akan membantu bani Amon (19). Salah satu unsur penting untuk memenangi peperangan adalah strategi yang jitu dan tepat sasaran. Namun, kemenangan Yoab dan Daud bukan karena kehebatan mereka, melainkan tangan Tuhan yang perkasa menyertai mereka (lih. 17:8; 18:6,13). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan Tuhan atas kehidupan umat-Nya. Dalam menjalani kehidupan dan pelayanan kita, baik secara pribadi maupun gerejawi, dibutuhkan rencana dan strategi yang matang. Namun jauh lebih baik lagi jika pelayanan kita diperkenan oleh Tuhan. Perkenanan Tuhan tidak lepas dari motivasi yang tulus. Marilah kita menyadari bahwa hidup dan pelayanan kita adalah milik Tuhan. Karena itu, lakukanlah dengan setia tanpa bersungut. Doakanlah setiap rencana yang kita buat kepada Tuhan. Mintalah kepada-Nya supaya Tuhan senantiasa memimpin kehidupan kita.??
Rudy Hartono
Scripture Union Indonesia © 2017.