Memilih untuk Berkurban

Matius 26:1-16
Minggu Sengsara ke-5
Selesai dengan pengajaran-Nya di Bukit Zaitun (1; lih. Mat. 24:3), Yesus memberitahu para murid bahwa diri-Nya akan ditangkap dan disalibkan (2). Matius kemudian mengisahkan tiga cerita menjelang kematian Yesus, antara lain:??Pertama, para imam kepala dan tua-tua Yahudi dengan sengaja ingin menangkap dan membunuh Yesus melalui tipu daya (3-5). Kedua, kisah Yesus di Betania yang diurapi oleh seorang wanita dengan minyak wangi yang mahal (6-13). Respons Yesus terhadap kegusaran para murid terhadap tindakan wanita yang dianggap sebagai pemborosan (8-9) justru membela perempuan itu. Tanpa disadarinya, tindakan wanita itu menyimbolkan persiapan untuk kematian Yesus, sekaligus menjadi pribadi yang akan dikenang senantiasa saat Injil diberitakan (10, 12-13). Yesus juga mengingatkan para murid bahwa orang miskin selalu ada di sekitar mereka, sedangkan diri-Nya tidak selamanya bersama mereka (11; lih. Ul. 15:11). Ketiga, kisah persekongkolan Yudas yang menjual Yesus dengan harga 30 keping uang perak kepada para imam kepala (14-15). Dengan antusias yang kuat, Yudas mencari cara untuk mengkhianati Yesus (16). Kisah para imam dan tua-tua Yahudi dan cerita Yudas selaras dengan apa yang disampaikan Yesus kepada para murid-Nya (2). Sedangkan kisah mengenai wanita yang tidak disebutkan namanya menjadi pembanding bagi kedua cerita di atas dalam konteks menggunakan kesempatan yang ada. Mungkin kita akan dperhadapkan dengan pilihan, yakni: mengorbankan Yesus atau berkurban bagi Yesus. Setiap pilihan akan membuat kita dikenang sebagai pelawan Yesus atau pengikut Yesus. Wanita yang tidak disebutkan namanya lebih memilih berkurban bagi Yesus. Karena itu, pelayanan wanita tersebut terus-menerus dikenang agar para murid Yesus lainnya meneladani iman dan kasihnya kepada Yesus. Kita tidak hanya dipanggil untuk melayani, tetapi juga berkurban bagi Kristus melalui waktu, ide, pikiran, tenaga, dan dana. Bahkan kita rela dihina oleh manusia berdosa demi Yesus yang kita kasihi. ??
Rudy Hartono
Scripture Union Indonesia © 2017.