Dalam Didikan Tuhan

Mazmur 94:12-23
Minggu ke-5 sesudah Epifania
Pengalaman adalah guru terbaik. Hanya orang yang pernah merasa laparlah yang sungguh-sungguh mampu mensyukuri sepiring nasi panas. Hanya orang yang mengalami sakit yang berat yang dapat menjadi pendamping bagi orang-orang sakit lainnya. Agaknya itu juga alasan pemazmur sehingga dia mampu berkata, ???Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu, untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka, sampai digali lobang untuk orang fasik??? (12). Bagi pemazmur, pengalaman pahit adalah cara Allah mendidik dirinya. Pengalaman pahit itu bisa menjadi bekal ketika dirinya berada dalam keadaan sulit pada masa-masa selanjutnya. Sebab Dia telah belajar dari pengalaman hidup sebelumnya bahwa Allah bukanlah Pribadi yang mengabaikan atau meninggalkan umat-Nya (14). Pemazmur mengalami sendiri bahwa Allah adalah Pribadi yang siap menolong pada waktunya (16). Bahkan, ketika pemazmur berpikir akan jatuh, pengalaman akan kasih setia Tuhan pada masa lampu membuatnya berdiri kukuh (18). Juga, pemazmur mangalami bahwa Allah adalah Pribadi yang menenangkan dirinya dalam kegelisahan (19). Pelbagai pengalaman hidup semacam itu yang membuat pemazmur sanggup berkata, ???TUHAN adalah kota bentengku dan Allahku adalah gunung batu perlindunganku??? (22). Dan Tuhan yang telah menolong pada masa lampau akan tetap menolong umat-Nya pada masa mendatang. Bagaimana dengan kita? Harus diakui, keadaan hidup yang sulit tak jarang membuat kita merasa ditinggalkan Allah. Jika memang demikian halnya, agaknya kita perlu menengok ke belakang sejenak untuk kembali melihat rekam jejak pertolongan-Nya pada masa lalu. Ketika kita melihatnya, maka kita bisa menyadari bahwa sejatinya Allah tidak berhenti menolong kita. Sehingga kita bisa berkata kepada diri sendiri, mengutip??Kidung Jemaat??417:7, ???Tetap senantiasa percayalah teguh; tak mungkin ???kau binasa di pergumulanmu. Tuhanmu mengalihkan yang paling susah pun menjadi kebajikan di jalan hidupmu.???
Yoel M. Indrasmoro
Scripture Union Indonesia © 2017.