Wejangan hikmat

Amsal 8:1-13
Minggu ke-11 sesudah Pentakosta

Kembali kita diperhadapkan pada wejangan hikmat, suatu
nasihat dan peringatan Tuhan. Pada ayat 1-3 dijelaskan bahwa
hikmat yang berseru-seru di segala tempat dan waktu itu
ditujukan kepada semua orang. Tujuannya adalah untuk menunjukkan
bahwa Tuhan senantiasa menyampaikan nasihat dan perintah-Nya
untuk kebaikan umat manusia. Bagian ini senada dengan ucapan
Yohanes Pembaptis tatkala ia berseru-seru dalam rangka
mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Sesungguhnya hikmat
itu tak jauh dari manusia, karena ada di sekitar manusia. Hikmat
telah tersedia dan diberikan kepada manusia. Seorang yang
menyadari kebutuhannya akan hikmat, akan mencari dan mendapatkan.
Setelah didapatnya, maka hikmat itu adalah sesuatu yang sangat
berharga dalam hidupnya, yang tak dapat disamakan dengan apa pun
juga.


Nilai suatu hikmat.
Kalau kita meneliti wejangan hikmat seperti yang diungkapkan
dalam bacaan hari ini, tentu kita sepakat mengatakan betapa
berharganya hikmat itu. Dalam ayat 11 dikatakan bahwa nilai
hikmat lebih besar daripada permata, bahkan semua yang menjadi
keinginan manusia pun tidak dapat dibandingkan dengan nilai
hikmat itu. Hikmat tidak dapat dibeli dengan uang karena terlalu
berharga. Permata dan emas pilihan yang di mata manusia sangat
berharga dan terlalu tinggi daya belinya, tetap bukan tandingan
hikmat. Hikmat tidak akan dimiliki orang yang mengandalkan
kekayaan, kekuasaan, kepandaian, atau kedudukannya; tetapi
menjadi milik orang yang hidup takut akan Tuhan, yaitu: yang
membenci kejahatan, membenci kesombongan, kecongkakan, tingkah
laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. Orang yang
menghargai hikmat akan hidup dalam pimpinan hikmat-Nya, sehingga
hidupnya menjadi berharga di mata Allah dan manusia.


Renungkan:
Sepanjang hidup Anda, sudahkah Anda merasa bahwa hidup ini sangat
berharga? Di mata dunia ataukah di mata Allah? Bagaimana Anda
meresponi wejangan hikmat hari ini?


Doa:
Ya, Tuhan, kuasailah diriku dengan hikmat Ilahi-Mu.

Scripture Union Indonesia © 2017.