Keterbatasan Hikmat

Pengkhotbah 9:13-10:20
Minggu Adven ke-1
Hikmat dalam Alkitab berarti "keahlian dalam menjalankan hidup"?(skills on living). Pengkhotbah melihat dirinya adalah orang yang paling berhikmat (1:16), dan sangat menghargai hikmat. "Hikmat melebihi kebodohan, seperti terang melebihi kegelapan" (2:13). Sebagai orang berhikmat, ia mengetahui bahwa hikmat memiliki kelemahan dan keterbatasan. Beberapa kelemahan dari hikmat terlihat pada nas hari ini.?Pertama, hikmat orang miskin memiliki banyak keterbatasan. Meski hikmat yang diberikan orang miskin berguna dan menguntungkan, namun ia segera dilupakan (14-15). Sering kali hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar (16). Kedua, setetes kebodohan dapat merusak segala hikmat dan kehormatan. Ibarat lalat yang mati menyebabkan seluruh urapan berbau busuk (10:1). Artinya, kita telah melakukan segala sesuatu dengan benar, tetapi ketika ada sedikit kesalahan yang dilakukan orang bodoh maka hasil baik yang dilakukan lenyap seketika. Selain itu, "Bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri" (12), artinya perkataannya menjadi bumerang baginya, bahkan mencelakainya (13). Orang bodoh kerap kali menganggap dirinya berhikmat dengan banyak berbicara tentang hal yang tidak diketahuinya (14). Akhirnya, jerih payah orang bodoh melelahkan dirinya karena ia tidak tahu apa-apa (15). Ketiga, hikmat kalah dari kekuasaan. Hikmat menjadi tidak berguna ketika orang berkuasa yang tidak berhikmat menempatkan orang bodoh pada kedudukan yang tinggi. Sedangkan orang kaya yang berhikmat ditempatkan pada posisi yang rendah (5-7).?Keempat, hikmat menjadi sia-sia karena tidak dilakukan. Ibarat "ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera tidak akan berhasil" (11). Hikmat manusia memiliki batasan. Manusia tidak dapat mengatasi segala persoalan tanpa campur tangan Tuhan. Marilah kita tetap mengejar hikmat, walau menyadari keterbatasannya karena kita tidak dapat lebih hidup dengan baik tanpa hikmat.
Inawaty Teddy
Scripture Union Indonesia © 2017.