Keterbatasan Kekayaan

Pengkhotbah 5:7-6:12
Minggu ke-29 sesudah Pentakosta
Yesus berkata,?"Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon" (Mat. 6:24). Mengapa Yesus berkata demikian? Karena Yesus tahu bahwa uang atau harta sering kali menjadi berhala dalam kehidupan manusia. Manusia begitu mencintai uang sehingga bersedia berbuat apa saja demi mendapatkan kekayaan. Pengkhotbah adalah seorang berhikmat yang mengerti bahwa dalam banyak hal uang dan kekayaan ada gunanya. Namun, kekayaan merupakan sesuatu yang fana dan memiliki keterbatasannya. Misalnya, uang tidak dapat memberikan rasa puas kepada pemiliknya. Sebaliknya, semakin seseorang memiliki uang, rasa ketidakpuasannya semakin tinggi (9). Di satu sisi, uang dapat membuat banyak orang hanya mau mengambil keuntungan dari pemiliknya (10). Tidak jarang uang memberikan efek negatif kepada pemiliknya. Misalnya, membuat ia tidak dapat tidur nyenyak (11), atau membawa celaka bagi pemiliknya (12). Di sisi lain, uang dikatakan barang fana karena mudah lenyap sehingga tidak dapat diwariskan kepada anaknya (13) dan tidak dapat dibawa saat meninggal (14). Dengan demikian, pengorbanan yang berlebihan demi mendapatkan uang membuat pemiliknya harus hidup dalam kegelapan, kesedihan, kesusahan, penderitaan, dan kekesalan (16). Tindakan itu sama sekali tidak sebanding dengan keuntungannya (15). Bagi mereka yang tidak memiliki banyak uang akan berpikir bahwa jika kita memiliki banyak harta, pasti hidup akan bahagia. Karena itu, tak jarang manusia rela mengorbankan keluarga dan menghabiskan usia produktif untuk mendapatkan kekayaan. Marilah kita mendengar nasihat Pengkhotbah bahwa mengejar uang tidak selalu memberikan keuntungan, terkadang membawa malapetaka. Jika Tuhan tidak berkenan memberikan kekayaan, janganlah mengejarnya. Hal utama yang perlu dikejar, yaitu?"Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya" (Mat. 6:33), maka segala sesuatu akan Tuhan tambahkan bagi kita. Apa yang saudara cari dalam hidup ini??
Inawaty Teddy
Scripture Union Indonesia © 2017.