Menjadi Pembawa Damai

Amsal 25:1-14

Biasanya seorang raja akan berjuang keras mempertahankan kerajaan yang dipimpinnya. Untuk itu, ia tidak dapat berjuang seorang diri. Ia memerlukan kepercayaan dari rakyatnya, dan kepercayaan itu tidak didapatkan begitu saja, melainkan didapatkan dengan kerja keras. Tentu saja sang raja tidak dapat bekerja sendiri. Ia memerlukan orang-orang yang dapat menjadi penasihatnya dalam mengambil keputusan. Para penasehat ini dapat memberikan berbagai gagasan dan saran, tetapi keputusan akhir tetap ditangan sang raja. Keputusan akan diambil sang raja berdasarkan apa yang ada di dalam hatinya (3).


Selain itu, sang raja pun memerlukan orang yang dapat dipercayainya. Jika ingin kerajaannya kokoh, seorang raja tidak perlu sungkan "menyaring" orang-orang di sekitarnya (4-5).Ia tidak membutuhkan orang yang sombong (6). Raja hanya memerlukan orang yang rendah hati yang tidak bermuka dua. Ia akan memberikan tempat kehormatan bagi orang-orang yang seperti ini.


Kerajaan akan terasa damai, apabila orang-orang di dalamnya adalah mereka yang tahu bagaimana menyelesaikan perselisihan yang timbul, tidak langsung memperkarakan perselisihan tersebut, setelah itu tidak lagi mengungkitnya atau pun menjelek-jelekan orang lain (8-10). Alangkah indahnya apabila setiap orang di dalam kerajaan dapat menjaga perkataan mereka. Tahu kapan harus berkata-kata, sehingga setiap perkataan yang keluar dari mulut merupakan perkataan yang manis untuk didengar oleh orang lain (11-12).


Bagaimana dengan kita? Apakah kita merupakan orang yang Allah cari? Allah adalah Raja semesta alam. Dia tidak memerlukan semua itu untuk mendapatkan kemuliaan dan membuat kerajaan-Nya kokoh. Dia merindukan setiap anak-anak-Nya adalah pembawa damai di lingkungan sekitarnya, baik dalam ucapan dan perbuatan.


Marilah setiap anggota kerajaan Allah bersikap seperti Kristus. Karena kita merupakan duta Kristus dan Kerajaan Allah di dunia untuk menebarkan cinta kasih dan terang Allah. [YSAN]

Scripture Union Indonesia © 2017.