Mengatasi konflik

2 Korintus 7:2-16

Ada saja orang yang berpandangan negatif terhadap kita, meski sesungguhnya hati kita bersih. Bahkan terhadap hamba Tuhan yang berhati tulus pun, ada saja orang yang berpandangan minus karena hanya mau melihat dari satu sisi saja.


Orang Kristen di Korintus memiliki banyak pikiran negatif tentang Paulus. Misalnya, bahwa ia tidak dipakai Allah, bahwa ia tidak memiliki otoritas atau kuasa seperti yang seharusnya dimiliki oleh seorang rasul. Namun pemikiran negatif ini terjadi bukan karena mereka kekurangan informasi. Masalahnya terletak pada hati mereka sendiri. Hati mereka terbuka pada dunia, dan bukan kepada Paulus. Dalam bagian sebelumnya, Paulus sendiri telah berkata kepada mereka agar mereka menutup hati mereka bagi dunia dan membuka hati mereka bagi Paulus.


Paulus sendiri telah bersikap terbuka kepada jemaat Korintus. Mereka pun hendaknya bersikap terbuka padanya, terbuka melihat kebenaran tentang dirinya dan pelayanannya. Paulus mengingatkan jemaat Korintus tentang apa yang mereka ketahui, walaupun ada saja orang yang mengkritik Paulus tanpa alasan. Meskipun saat itu, Paulus sedang menggalang dana bagi orang-orang Kristen di Yudea, tetapi itu bukan karena ia sedang mencari untung (2, lihat 1Kor. 16:1-4).


Namun, di tengah rasa frustasinya terhadap orang Korintus, Paulus mendengar laporan dari Titus bahwa jemaat Korintus tidak menolak Paulus sepenuhnya (6-7). Ini memperlihatkan bahwa Allah bekerja di antara jemaat Korintus dan Paulus merasakan penghiburan Allah dalam hal ini.


Kita bisa meniru apa yang dilakukan Paulus dalam menyelesaikan konflik yang dia hadapi. Melalui surat, Paulus terus mengkomunikasikan isi hatinya yang sesungguhnya. Dia juga menyampaikan teguran dan pengharapannya terhadap jemaat Korintus. Dan ternyata ketulusan hati itu dijawab Allah dengan suatu perubahan yang terjadi pada diri jemaat Korintus. Ini mengajar kita untuk bersikap proaktif tatkala kita harus menghadapi konflik dengan orang-orang yang berpandangan negatif terhadap kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.