Cemburu membangkitkan murka

Bilangan 25

Di dalam Dasa Titah, Allah menyatakan bahwa diri-Nya adalah Allah yang cemburu (Kel. 20:5) untuk melengkapi perintah "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku" (Kel. 20:3). Perintah ini seharusnya diingat oleh bangsa Israel kapanpun dan dalam kondisi apapun.


Akan tetapi, ketika menghadapi godaan dari perempuan-perempuan Moab, Taurat itu seperti menguap dari ingatan mereka. Selain berzina dengan perempuan Moab, bangsa Israel pun dengan mudah dipengaruhi untuk menyembah sesembahan orang Moab (1-2). Bagaimana Tuhan tidak murka? Maka respons Tuhan selanjutnya tidaklah mengejutkan. Tuhan ingin membinasakan mereka! Tuhan memberikan instruksi kepada Musa bahwa para pemimpin harus dibinasakan di hadapan publik (3-4). Tidak ketinggalan, semua orang yang menyembah Baal harus dihukum mati juga. Maka ketika melihat seorang pria Israel dan seorang wanita Moab memasuki kemah yang berada di dekat Kemah Tuhan, Pinehas menombak kedua orang itu hingga mati (7-8). Pinehas sama sekali tidak ingin menunjukkan toleransi kepada mereka yang berdosa, karena Tuhan pun menginginkan demikian (17). Maka berikutnya kita melihat bagaimana tindakan Pinehas ini mengakhiri sebuah bencana yang memakan korban dua puluh empat ribu orang (8-9).


Betapa lemahnya bangsa Israel. Berkat besar melalui perlindungan dari musuh malah diikuti dengan kegagalan besar umat yang menduakan Tuhan. Bila sebelumnya Balak ingin melenyapkan Israel, kini Tuhan sendiri yang turun tangan membinasakan mereka.


Ini menjadi peringatan penting bagi kita untuk tidak menduakan Allah. Mintalah Allah menyelidiki hati kita dan menyatakan dalam aspek manakah kita telah menduakan Dia. Bila Allah telah menyatakannya, jangan pernah kompromi dengan dosa. Segeralah bertobat dan berhentilah berbuat dosa. Ingatlah, Tuhan berjanji bahwa Ia akan memberkati umat bila mematuhi taurat, seperti yang dialami Pinehas (13). Sebaliknya, Ia akan menghukum mereka jika mereka melawan Dia (Im. 26; Ul. 28-31).

Scripture Union Indonesia © 2017.