Konsekuensi pilihan

Yeremia 39:1-18

Peringatan sudah diberikan, berulang kali, dan bahkan dari jauh-jauh hari. Pilihan sudah diperhadapkan, tidak ada kemungkinan alternatif lain. Kesempatan berubah pikiran sudah tidak ada lagi. Apa yang menjadi pilihan, segera mengarah pada konsekuensi yang tidak bisa ditolak.


Itulah yang terjadi pada perikop kita hari ini. Kesempatan untuk bertobat sudah lewat. Tangan Tuhan atas umat-Nya sudah dijatuhkan! Babel sudah menyerbu dan Yerusalem sudah jatuh. Seluruh kota itu dihancurkan dan hampir semua penduduknya ditawan ke Babel, kecuali segelintir rakyat miskin yang tidak berdaya (8-10). Sedangkan raja Zedekia yang berupaya melarikan diri segera tertawan. Ia bahkan harus menyaksikan keluarganya dibantai di hadapannya sebelum kedua matanya dibutakan. Akhirnya ia digiring dalam keadaan hina ke Babel dan tinggal di sana sampai dengan kematiannya. Menyesal sudah terlambat. Zedekia menerima akibat dari pilihannya sendiri.


Sementara itu, Yeremia oleh pemeliharaan Allah mendapatkan jaminan perlindungan dari raja Nebukadnezar (11-14) dan Ebed-Melekh mendapatkan jaminan firman Tuhan bahwa ia akan terluput dari pengepungan ini (15-18). Keduanya pun menerima konsekuensi dari pilihan mereka. Bagi keduanya, kata kuncinya adalah "...sebab engkau percaya kepada-Ku, demikianlah firman Tuhan" (18). Yeremia percaya dan memberitakan firman Tuhan apa pun risikonya, sedangkan Ebed-Melekh percaya dan mengamalkan firman Tuhan dengan menyelamatkan Yeremia (lihat Yer. 38:7-13).


Tidak ada seorang pun yang dapat bermain-main dengan kebenaran firman Tuhan dan luput dari konsekuensinya. Entah kita menerima atau menolak, masing-masing ada konsekuensinya. Tidak ada pilihan ketiga. Oleh karena itu, marilah kita merespons terbuka dan taat kepada firman Tuhan. Memang bisa jadi saat kita memilih ikut Tuhan, dunia memusuhi bahkan berupaya menghancurkan kita. Namun, kita tidak sendirian, dan yang pasti Tuhan akan menyertai, memelihara, dan meluputkan kita dari para musuh kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.