Tahir dalam Kristus

Imamat 15:1-33

Nas hari ini membahas ketidaktahiran dalam hal cairan yang keluar dari tubuh manusia. Dimulai dengan lelehan yang keluar dari aurat laki-laki yang bukan merupakan hal yang umum, sehingga menunjukkan ada penyakit yang dideritanya (2). Ketika hal itu terjadi, orang itu menjadi najis dan segala sesuatu yang tersentuh olehnya menjadi najis juga (5-12). Semua yang tersentuh itu harus ditahirkan, kecuali belanga tanah yang harus dihancurkan.


Jika seorang lelaki tertumpah maninya, ia pun menjadi najis (16). Bukan berarti istri menjadi najis ketika air mani suaminya masuk ke dalam tubuhnya. Namun air mani yang tertumpah itu najis, jadi baik laki-laki yang mengeluarkannya maupun wanita yang tidur dengan dia dengan ada tumpahan mani menjadi najis (16-18).


Perempuan yang mengalami menstruasi juga menjadi najis (19) dan jika ia mengeluarkan lelehan darah yang bukan pada waktu menstruasinya, ia juga menajdi najis selama cairan tersebut masih ia keluarkan (25). Laki-laki yang tidur dengan dia juga menjadi najis, begitu pun orang yang menyentuhnya, ataupun tempat yang pernah ditiduri maupun didudukinya(22-24).


Secara umum orang yang mendapatkan kenajisan seperti itu, baru dapat menjadi tahir setelah tujuh hari tidak mengeluaran cairan tersebut. Ia harus mencuci pakaiannya dan membasuh tubuhnya dengan air mengalir, maka ia menjadi tahir (13, 24, 28). Pada hari ke delapan, orang tersebut harus mempersembahkan burung sebagai kurban penghapus dosa dan bakaran melalui imam untuk pendamaiannya kepada Tuhan (14-15, 29-30).


Nas hari ini menunjukkan bahwa penyakit, termasuk sesuatu yang umum pun, dapat menyebabkan seseorang menjadi najis, dan orang yang najis tidak diperbolehkan datang ke hadapan Tuhan. Betapa kita perlu bersyukur bahwa di dalam Kristus kita menjadi tahir di hadapan Allah, dan dapat berjumpa dengan Allah dalam kondisi fisik seperti apa pun. Ini memperlihatkan betapa besar anugerah Allah yang telah kita terima dalam Kristus. Maka respons terbaik dari kita adalah dengan menaikkan syukur kita kepada-Nya!

Scripture Union Indonesia © 2017.