Tuhan itu adil dan kasih

Yesaya 28:1-6

Perikop hari ini berbicara mengenai situasi yang terjadi di negeri Israel Utara yang disebut dengan Efraim. Sebelum bangsa ini dibuang ke Asyur, situasi kejahatan yang parah terjadi di negeri ini. Para pemimpin Israel, baik pemimpin politis maupun pemimpin agama, bertindak korup sehingga memperparah kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin.


Memang secara sepintas kehidupan ekonomi di negeri ini dipandang makmur. Namun kemajuan itu hanya dinikmati oleh sedikit orang, yaitu para imam di kota, kaum bangsawan, dan pemilik tanah. Situasi ini dilihat para nabi jauh sebelum nabi Yesaya berkarya. Contoh yang sangat jelas ada di Amos 7:10-17, yang memberitakan bahwa kemah suci waktu itu tidak lagi menjadi rumah Tuhan, melainkan menjadi rumah kerajaan. Ini memberitakan bahwa pemimpin rohani dan kerajaan telah bersepakat untuk melawan Tuhan. Firman yang diwartakan para rohaniwan bukanlah firman Tuhan yang sejati, karena bertujuan menyenangkan para bangsawan. Bahkan menjadi legitimasi bagi para bangsawan untuk bertindak korup. Tindak baliknya, para bangsawan akan memberi banyak persembahan bagi para rohaniwan bait kerajaan itu. Koalisi korup ini dilihat oleh nabi Yesaya sehingga ia menyampaikan berita "celaka" (1) bahwa Tuhan akan mendatangkan hukuman bagi orang-orang yang bertindak korup itu (1-4). Oleh karena Dia adalah Yang Adil, maka Dia menghukum umat Israel. Untuk itulah pada tahun 722 SM bangsa Israel Utara dibuang ke Asyur untuk dijual sebagai budak.


Namun demikian, selain memiliki sifat yang adil, Tuhan juga adalah kasih. Karena kasih setia-Nya, Ia akan membela umat yang setia kepada-Nya, yang berani berbeda sikap dan perilaku dengan tidak bertindak korup, meski tinggal di tengah 'budaya' yang korup. Bahkan meski harus menanggung konsekuensi dikucilkan.


Dunia tempat kita hidup sehari-hari dipenuhi dengan berbagai daya yang menarik kita untuk terlibat dalam berbagai perbuatan yang bertentangan dengan firman Tuhan. Beranikah kita berbeda sikap dan perilaku di tengah dunia semacam itu?

Scripture Union Indonesia © 2017.