Membela keadilan

Mazmur 94

Kita hidup di dunia yang campur aduk. Ada orang baik, saleh dan beragama. Hidupnya menjalankan moralitas sesuai ajaran agama yang diterimanya. Akan tetapi, tidak sedikit orang jahat, zalim, dan tidak beragama. Di jejaring facebook misalnya, kita bertemu dengan orang-orang yang berani menampilkan status dirinya ateis, marxist, dst. Bagaimana orang Kristen harus menjalani hidup di dunia yang pluralis seperti ini? Apalagi kenyataannya, dunia pluralis yang mengaku toleransi, justru sangat tidak toleran dengan iman Kristen.


Pemazmur mulai dengan seruan kepada Tuhan agar keadilan-Nya ditegakkan (1-2), dan orang fasik menerima ganjaran setimpal dengan kejahatan mereka. Mereka adalah orang bebal karena menyangka Tuhan tidak ada atau tidak peduli dengan kejahatan mereka (7, 8-11). Sesungguhnya. mereka tidak dapat menutup mata dari fakta bahwa Tuhan adalah Allah yang adil dan tidak akan dapat menghindar dari penghakiman Tuhan, kelak (10).


Di sisi lain pemazmur melihat pergumulan anak Tuhan menghadapi kefasikan itu sebagai proses pendisiplinan yang memurnikan iman mereka sehingga mereka bisa tampil sekarakter dengan Allah yang adil (12-15). Salah satu yang harus dimunculkan dari diri anak-anak Tuhan adalah keberanian untuk tampil beda dari para pelaku kejahatan, dan berani untuk menyuarakan kebenaran apa pun risikonya.


Memang dengan tampil beda dan berani menegakkan kebenaran, kita akan menjadi orang-orang yang minoritas dan langka. Kita akan semakin dimusuhi para pelaku kejahatan. Namun, kekuatan kita bukan pada kemampuan sendiri, atau karena kita memiliki persatuan yang erat. Kekuatan kita adalah dari Allah, sumber keadilan. Dia yang akan melindungi anak-anak-Nya dari ancaman dunia. Dialah yang akan menghukum setiap kejahatan.

Scripture Union Indonesia © 2017.