Melanggar firman vs haus firman

Amos 8:4-14

Siapa saja yang Tuhan peringatkan dalam penglihatan yang Amos terima? Dan apa saja dampak perbuatan mereka terhadap kehidupan bangsa Israel? Yang Tuhan peringatkan adalah mereka yang tidak berpihak kepada orang miskin (4) dan yang curang dalam perdagangan (5). Kehidupan yang mereka jalani telah menjerat orang miskin menjadi lebih miskin. Perbuatan jahat yang mereka lakukan adalah menggunakan neraca palsu, menjadikan orang miskin sebagai budak hanya gara-gara sandal, dll. Jelas sekali pikiran mereka sangat materialistik dan dualistik. Pada hari Sabat mereka seakan hidup kudus, tetapi setelah itu mereka hidup dalam rupa-rupa dosa. Tuhan bahkan bersumpah tidak akan melupakan perbuatan mereka.


Hari penghakiman Tuhan bagi mereka adalah hari Tuhan (bdk. Am. 5:18-22). Karena perbuatan dosa mereka, Tuhan menyatakan penghakiman. Perbuatan mereka tidak lagi mendapat ampun dan berdampak buruk dalam kehidupan berbangsa. Semua akan menderita. Tak satu pun dapat menghindarinya. Masih dalam suasana penghakiman, Tuhan akan membangkitkan kelaparan dan kehausan rohani. Begitu hebat kehausan itu sehingga dikatakan kaum muda akan terkapar tidak berdaya. Di satu sisi ini adalah penghukuman, yaitu perasaan kosong yang melanda manusia berdosa. Di sisi lain adalah anugerah, yaitu kesempatan mencari Tuhan seperti yang telah dikumandangkan Amos dalam pemberitaan terdahulu.


Bolehkah kita yang mengaku pengikut Kristus memiliki dualisme seperti ini? Tentu tidak. Karena hidup seperti itu munafik dan tidak berkenan kepada Tuhan. Kita akan menjadi batu sandungan bagi orang-orang di sekeliling kita. Oleh karena itu, bila kita sudah menyadari kehampaan seperti yang akan dialami oleh bangsa Israel, jangan abaikan peringatan-Nya melalui hamba-Nya -Amos- dan jangan keraskan hati. Segera bertobat dan percaya Yesus, agar di hati kita hanya ada keinginan menyenangkan Dia. Sehingga setiap hari Minggu kita beribadah dengan kerinduan agar hari Senin sampai Sabtu kita menghadirkan Kristus dalam setiap aktivitas kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.