Jangan menghakimi!

Yosua 22:21-34

Salah satu masalah yang bisa merusak hubungan dengan sesama adalah sikap suka menghakimi. Hubungan bisa rusak karena tidak ada kesediaan untuk terbuka dan membicarakan pendapat masing-masing. Kesimpulan yang terlalu cepat, yang diikuti oleh sikap menghakimi, mengakibatkan kerusakan yang sulit diperbaiki.


Dikirimnya Pinehas bin Eleazar dan perwakilan Israel menunjukkan pentingnya urusan yang diselidiki. Pinehas adalah anak imam Eleazar, cucu imam besar Harun. Pinehas adalah seorang yang tegas dan tanggap menegakkan perintah Tuhan (lih. Bil. 25:6-13). Tugas Pinehas dan rombongan adalah memastikan tidak adanya pelanggaran hukum Tuhan yang dilakukan oleh orang Ruben, orang Gad, dan suku Manasye yang setengah itu. Dalam gentingnya suasana pada waktu itu, Pinehas bersikap bijaksana dengan terlebih dahulu menanyakan maksud orang Ruben, orang Gad, dan suku Manasye yang setengah membangun mezbah besar itu. Pertanyaan itu diiringi penjelasan bahwa seluruh umat Tuhan perlu menjaga kekudusan hidup. Jika ada noda, maka seluruh umat Tuhan akan menanggung akibatnya. Pendekatan Pinehas direspons positif oleh orang Ruben, orang Gad, dan suku Manasye yang setengah itu. Mereka menjelaskan bahwa alasan pendirian mezbah adalah sebagai kesaksian kepada umat Tuhan selebihnya bahwa mereka adalah bagian dari umat Tuhan juga. Mereka khawatir bila suatu saat nanti mereka dianggap bukan bagian dari umat perjanjian. Penjelasan ini diterima dengan baik oleh Pinehas dan rombongan, sehingga perpecahan antar suku Israel bisa dihindarkan.


Kesalahpahaman mungkin saja terjadi, maka untuk menghindarinya, kita perlu terbuka menyampaikan pemikiran kita. Di sisi lain, keterbukaan itu perlu direspons positif. Jika memang ada kesalahpahaman, keterbukaan bisa menjembatani. Jika ada kesalahan, keterbukaan bisa menghindarkan kesalahan yang lebih besar. Dalam anugerah Tuhan, kita perlu membangun keterbukaan untuk memelihara persatuan Roh, yang Tuhan karuniakan.

Scripture Union Indonesia © 2017.