Pelayanan dan pengurbanan

Filipi 2:25-3:1b

Epafroditus adalah bagian dari jemaat di Filipi yang dikirimkan untuk melayani bersama Paulus. Ia sangat militan, penuh dedikasi, dan bersungguh-sungguh di dalam pelayanannya. Entah apa yang dilakukan oleh Epafroditus di dalam pelayanannya, tetapi ia sempat sakit dan nyaris mati, bukan karena kecelakaan, tetapi karena bekerja bagi Kristus. Ia rela mempertaruhkan nyawanya di dalam pelayanan yang dia lakukan (30).


Salah satu pelayanan Epafroditus yang disebutkan di dalam perikop ini adalah memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayanan jemaat di Filipi kepada Paulus (25, 30). Di sini kita melihat hakikat dari sebuah pelayanan. Epafroditus diutus jemaat Filipi untuk memenuhi apa yang masih kurang bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Paulus. Untuk pelayanan inilah, Epafroditus sakit dan bahkan nyaris mati. Ia tidak melakukan semuanya itu untuk dirinya sendiri, tetapi untuk orang lain. Karena apa yang Epafroditus lakukan itu, Paulus sangat berterima kasih kepadanya serta sangat mengasihinya (27).


Kita perlu bertanya kepada diri sendiri, 'Sejauh manakah dedikasiku di dalam melayani Tuhan?' Apakah kita telah bersungguh-sungguh melayani Tuhan? Sudahkah kita rela berkurban, bukan hanya harta, bahkan nyawa kita juga, di dalam melayani Tuhan? Tuhan telah memberikan diri-Nya sepenuhnya bagi kita. Tuhan telah bersungguh-sungguh dengan kita. Apakah kita juga bersungguh-sungguh dengan Tuhan?


Dari Epafroditus kita belajar mengenai dua kualitas utama di dalam melayani Tuhan. Pertama, pelayanan yang sungguh-sungguh adalah pelayanan yang tidak takut berkurban seperti yang telah dicontohkan oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib. Kedua, pelayanan itu bukan untuk diri sendiri, tetapi menolong, mendukung, menghibur, memberkati, dan menguatkan orang lain.


Pelayanan bukan semata kegiatan gerejawi pemuas kebutuhan pribadi kita, tetapi juga usaha untuk membangun orang lain. Marilah kita mulai membangun pelayanan kita seperti teladan Epafroditus.

Scripture Union Indonesia © 2017.