Penyelamatan Allah

Kisah Para Rasul 7:23-34

Iman kita berakar kuat pada sejarah iman umat Allah. Ini terlihat dari kisah Musa yang dipaparkan oleh Stefanus dalam pembelaannya di hadapan Sanhedrin. Pembelaan itu sekaligus merupakan penolakan terhadap hasutan orang banyak bahwa ia telah menghujat Musa dan Allah (Kis. 6:11). Bukan hanya itu, Stefanus juga dituduh telah menghina bait Allah dan hukum Taurat (Kis. 6:13).


Dengan menyebutkan keterangan mengenai usia Musa (23), Stefanus menandai momen ketika Musa bermaksud mengunjungi bangsanya. Kemewahan lingkungan istana tidak membuat Musa terlena, ia tetap menyadari siapa dirinya dan dari mana ia berasal. Tak heran bila ia kemudian peduli terhadap dua kasus perkelahian yang melibatkan orang sebangsanya. Namun intervensi Musa berdampak buruk sampai ia harus melarikan diri ke Midian (29). Kisah berlanjut sampai pada pemanggilan Musa untuk membebaskan bangsanya dari jerat kekuasaan Firaun di tanah Mesir (30-34). Panggilan itu terjadi saat Musa berada di padang gurun. Saat itu Tuhan menyatakan diri-Nya melalui nyala api yang keluar dari semak duri (30). Tuhan menyuruh Musa menanggalkan kasutnya karena tempat ia berdiri saat itu adalah kudus. Perintah Allah itu memperlihatkan bahwa tempat dimana Allah hadir adalah kudus. Kisah Musa ini diceritakan kembali oleh Stefanus untuk menyatakan bahwa Tuhan hadir di mana saja, bukan hanya di Bait Allah.


Panggilan Tuhan terhadap Musa bertujuan agar Musa menyelamatkan bangsanya. Ini memperlihatkan bahwa Tuhan setia memelihara umat-Nya yang menaruh percaya kepada-Nya. Telinga-Nya terbuka mendengar keluh kesah mereka. Allah menyelamatkan umat-Nya dari penindasan dunia ini tepat pada waktunya. Dan untuk karya yang hebat itu, Allah melibatkan orang pilihan-Nya sehingga karya dan kasih-Nya nyata bagi umat-Nya.


Kita sungguh bersyukur dan patut memuji Allah karena perhatian dan pemeliharaan-Nya atas kita. Dan puncak pemeliharaan Allah adalah pada pengutusan Putra Tunggal-Nya, yang menyelamatkan umat dari upah dosa yaitu maut.

Scripture Union Indonesia © 2017.