Menjadi utusan Kristus

Kejadian 10:1-32

Bacaan Alkitab hari ini merupakan daftar bangsa-bangsa yang menjadi keturunan Sem, Ham, dan Yafet. Ketiganya adalah anak-anak Nuh.


Dalam daftar tersebut, keturunan Yafet (2-5) dan Ham (6-20) dituliskan secara keseluruhan oleh penulis kitab Kejadian. Tidak demikian dengan keturunan Sem. Sem adalah anak tertua dari tiga bersaudara, tetapi penyebutan silsilahnya diletakkan paling terakhir (21-31). Namun sang penulis memperhatikan hubungan antara Sem dan Yafet, yaitu bahwa Sem adalah abang Yafet (21). Penyebutan nama Sem dan Yafet bersama-sama tanpa mengikutsertakan nama Ham signifikan dengan ucapan berkat atas Sem dan Yafet yang kita baca beberapa hari yang lalu (Kej. 9:26-27).


Penyebutan Sem sebagai 'bapa semua anak Eber' seolah merupakan pendahuluan atas daftar silsilah yang tertulis sesudahnya. Dan kita akan melihat keterkaitan antara kisah yang ada sebelum dan sesudah kedua daftar tersebut, yaitu kisah Nuh dan anak-anaknya, kisah menara Babel, dan kisah Abram dipanggil Allah.


Daftar keturunan Sem diulangi kembali setelah kisah menara Babel (Kej. 11:1-9). Namun ada pemisahan garis keturunan antara keturunan Peleg dan keturunan Yoktan, anak-anak Eber. Penulis daftar ini menyebutkan bahwa pada zaman Peleglah bumi terbagi (25). Lalu dalam garis keturunan Peleg, kita akan menemui nama Abram, yang kemudian disebut sebagai bapak orang beriman (Kej. 11:10-26).


Melalui nama-nama dan kisah-kisah yang terkait, kita melihat bagaimana Allah berintervensi dalam kehidupan dan sejarah manusia. Dan di dalam kesemuanya itu, Dia memilih orang-orang tertentu dan melibatkan mereka untuk menggenapkan rancangan-Nya.


Kita dan keturunan kita serta orang-orang yang berada dalam lingkaran iman kita sebenarnya adalah orang-orang yang dapat Tuhan pakai untuk menggenapkan rancangan-Nya bagi dunia. Lalu di mana dan bagaimana kita dapat ambil bagian? Terlibatlah dalam berbagai bentuk pelayanan dan doakanlah, niscaya Tuhan akan menuntun kita ke tempat yang Tuhan sediakan bagi kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.