Bersyukur dalam segala perkara

Mazmur 118

Banyak anak Tuhan yang memberikan kesaksian tentang kebaikan Tuhan, yang tak henti-hentinya dialami dan dirasakan. Namun apakah mereka mengucap syukur dan menyembah Dia setiap saat?


Mazmur 118 mengajak umat Tuhan bersama-sama mengucap syukur atas segala perkara yang terjadi dalam kehidupan umat maupun setiap pribadi di dalamnya. Setelah ajakan mengucap syukur (1-4), pemazmur mengajukan tiga kesaksian berbeda akan karya Tuhan dalam hidup pribadi-pribadi. Yang pertama, ayat 5-9, kesaksian akan pertolongan Tuhan dari kesesakan karena himpitan musuh. Terbukti, Tuhan adalah tempat perlindungan yang lebih teruji daripada manusia, bahkan bangsawan sekalipun. Kedua, ayat 10-12, kesaksian raja akan pertolongan Tuhan ketika musuh berupaya menaklukkan bangsanya. Umat Israel berulang kali mengalami bagaimana Tuhan melepaskan mereka dari cengkeraman bangsa-bangsa musuh. Ketiga, ayat 13-25, kesaksian seorang pahlawan yang mengalami pembentukan dari Tuhan melalui penolakan dan hajaran. Betul, Tuhan mengizinkan dia kalah dan babak belur, tetapi pengalaman itu justru membentuk kekuatan dan ketangguhan untuk tetap setia kepada Dia. Dialah batu yang dibuang oleh tukang bangunan, tetapi yang dijadikan Tuhan sebagai batu penjuru untuk mengokohkan sebuah bangunan (22). Oleh karena itu ia bertekad untuk memberi kesaksian tentang perbuatan Tuhan yang perkasa (17). Tekad itu dinyatakan dengan keinginan beribadah di rumah Tuhan (19-21) dan merayakannya dengan bersorak sorai (24-25). Sambutan dari imam yang mengepalai ibadah di rumah Tuhan tidak kalah meriah (26-27). Ia mengenal siapa yang Tuhan sudah urapi untuk memimpin umat-Nya. Mazmur ini ditutup dengan ajakan bersyukur, yang merupakan ulangan ayat 1.


Sudahkah kita bersyukur untuk semua kebaikan Tuhan yang kita alami? Atau mungkin kita perlu lebih peka akan kebaikan Tuhan lewat cara-cara-Nya membentuk kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.