Rentetan perubahan ajaib

Kejadian 33:1-20

Yakub, yang telah dimenangkan Allah dalam pergumulan dengan-Nya, kini dengan berani dan penuh tanggung jawab mengepalai rombongan keluarga besarnya. Ia sendirian, bukan bersembunyi, tetapi tampil paling depan. Ketika rombongan Yakub berpapasan dengan rombongan Esau yang membawa pasukan perang, terjadilah keajaiban. Apa yang tadinya ditakuti Yakub tidak terjadi. Pasukan Esau tidak membantai rombongan Yakub. Esau tidak membalas dendamnya puluhan tahun yang lalu. Yakub sampai tujuh kali sujud. Ia menyebut dirinya "hamba (5)" dan memanggil Esau "tuanku (8)." Perubahan ajaib dan adegan mengharukan pun terjadi. Esau berlari, memeluk, mencium Yakub. Dalam pelukan persaudaraan yang dipulihkan mereka bertangisan (4).


Dulu perebutan warisan membuat mereka bermusuhan, kini Esau menolak pemberian Yakub. Dengan menyebut Yakub sebagai "adikku, " ia menampik pemberian itu karena ia "memiliki banyak." Esau berubah, ia tidak lagi merasa sebagai orang yang pernah dirugikan. Yakub pun menyatakan berkat Allah dalam hidupnya. Apabila Esau punya banyak harta, Yakub mengklaim dengan syukur bahwa ia "mempunyai segala-galanya" (11). Yang Yakub maksud bukan harta melainkan hidup yang diubah dan diberkati Allah. Termasuk kini ia melihat wajah Esau seolah melihat wajah Allah sendiri, yaitu keajaiban anugerah Allah dalam sikap Esau yang bersedia menerima dia kembali sebagai "adik" (9-10).


Sesudah pertemuan tersebut, kedua bersaudara itu dan rombongan mereka berpisah baik-baik. Karena kedatangan Yakub adalah dalam rangka memenuhi panggilan Ilahi, maka ia tidak mungkin berjalan bersama kakaknya yang menjalani panggilannya sendiri. Anugerah Allah telah memungkinkan rentetan perubahan ajaib terjadi. Dan perubahan paling ajaib terjadi dalam pengakuan Yakub: El adalah Allah Israel, Allahnya pribadi, bukan hanya Allah kakek dan bapaknya!


Jika kita pasrah menerima pimpinan Allah, Ia membuat rentetan hal mustahil jadi nyata dalam kehidupan kita!

Scripture Union Indonesia © 2017.