Tritunggal

Yohanes 15:26

Ah, 'Tritunggal' bikin bingung saja! Tidak usah memakai istilah itu. Alkitab sendiri tak pernah menggunakan istilah tersebut!" Kita sering mendengar komentar itu? Mengapa tetap mengakui Allah Alkitab, Tritunggal adanya? Apa maksudnya?


Bicara tentang Allah, harus seperti Musa saat berjumpa Allah yang menyatakan diri di semak-semak menyala; kita harus menanggalkan kecongkakan akal budi kita. Allah bukan bagian dari ciptaan, tetapi Pencipta segala sesuatu, termasuk otak kita yang sekepal besarnya namun memiliki hasrat dan daya besar untuk mengerti seluas jagad raya! Mari kita akui bahwa kita hanya sanggup takjub dan gentar di hadapan kemuliaan Allah. Maka bagaimana pun susahnya memahami penyataan Allah dalam Alkitab, kita menerima kesejatian Allah sebagai Tritunggal dalam iman!


Alkitab, PL maupun PB, konsisten menegaskan bahwa Allah Esa hakikat-Nya. Allah Esa itu, benar-benar esa dalam arti satu-satunya yang dapat seperti Dia. Sebab Ia juga menyatakan diri-Nya tiga yang berkomunikasi satu dengan lain, berhasrat sama, bekerja sama dengan serasi, dapat dikenali dan dialami baik sebagai Satu Hakikat maupun dalam Tiga Pribadi berbeda.


PB sangat jelas, tetapi PL memperlihatkan tritunggal secara samar. Misalnya ada tiga yang sama-sama melakukan penciptaan, yaitu Allah, Roh Allah, dan Firman Allah. Dalam penyelamatan umat-Nya ada tiga yang bekerja sama: YHWH yang mengutus, Mesias yang diutus, dengan urapan Roh. Ketiganya bersehati, bekerja sama melakukan semua bagian bersama meski dengan tekanan keterlibatan yang berbeda. Ketika Yesus Kristus dibaptis, hal itu nyata dengan jelas secara audio-visual. Suara Bapa mengakui Yesus sebagai Anak-Nya yang kekasih, burung merpati yang melambangkan Roh Kudus turun ke atas Yesus, mengokohkan bahwa Ia sungguh Anak Allah dan yang diurapi untuk melakukan penyelamatan.


Maka Tritunggal bukan doktrin konseptual belaka. Keselamatan kita berasal dari rencana Tritunggal, kita menghidupi keselamatan dengan bergantung kepada Tritunggal; itu sebab doksologi (pujian) kita tujukan kepada Bapa, Putra, dan Roh, Allah yang Esa!

Bicara tentang Allah, harus seperti Musa saat berjumpa Allah yang menyatakan diri di semak-semak menyala; kita harus menanggalkan kecongkakan akal budi kita. Allah bukan bagian dari ciptaan, tetapi Pencipta segala sesuatu, termasuk otak kita yang sekepal besarnya namun memiliki hasrat dan daya besar untuk mengerti seluas jagad raya! Mari kita akui bahwa kita hanya sanggup takjub dan gentar di hadapan kemuliaan Allah. Maka bagaimana pun susahnya memahami penyataan Allah dalam Alkitab, kita menerima kesejatian Allah sebagai Tritunggal dalam iman!

Alkitab, PL maupun PB, konsisten menegaskan bahwa Allah Esa hakikat-Nya. Allah Esa itu, benar-benar esa dalam arti satu-satunya yang dapat seperti Dia. Sebab Ia juga menyatakan diri-Nya tiga yang berkomunikasi satu dengan lain, berhasrat sama, bekerja sama dengan serasi, dapat dikenali dan dialami baik sebagai Satu Hakikat maupun dalam Tiga Pribadi berbeda.

PB sangat jelas, tetapi PL memperlihatkan tritunggal secara samar. Misalnya ada tiga yang sama-sama melakukan penciptaan, yaitu Allah, Roh Allah, dan Firman Allah. Dalam penyelamatan umat-Nya ada tiga yang bekerja sama: YHWH yang mengutus, Mesias yang diutus, dengan urapan Roh. Ketiganya bersehati, bekerja sama melakukan semua bagian bersama meski dengan tekanan keterlibatan yang berbeda. Ketika Yesus Kristus dibaptis, hal itu nyata dengan jelas secara audio-visual. Suara Bapa mengakui Yesus sebagai Anak-Nya yang kekasih, burung merpati yang melambangkan Roh Kudus turun ke atas Yesus, mengokohkan bahwa Ia sungguh Anak Allah dan yang diurapi untuk melakukan penyelamatan.

Maka Tritunggal bukan doktrin konseptual belaka. Keselamatan kita berasal dari rencana Tritunggal, kita menghidupi keselamatan dengan bergantung kepada Tritunggal; itu sebab doksologi (pujian) kita tujukan kepada Bapa, Putra, dan Roh, Allah yang Esa!

", "http://www.su-indonesia.org/images/santapanHarian/4685-t.jpg", 520, 350)'>
Scripture Union Indonesia © 2017.