Kuasa kehadiran Allah

Yehezkiel 47:1-12

Masyarakat pada masa Yehezkiel memahami bahwa Bait Suci berfungsi
terutama sebagai rumah Allah, selain sebagai tempat beribadah.
Dan ketika Allah hadir, maka berkat Tuhan menjadi nyata bagi
umat-Nya.


Bait Suci yang digambarkan Yehezkiel tak pernah jadi kenyataan,
tetapi gambaran yang diberikan mengenai sungai air kehidupan
mengingatkan kita kepada Taman Eden di Kej. 2 dan kepada
Yerusalem yang baru di Why. 22. Ketika manusia jatuh ke dalam
dosa, kehilangan terbesar yang mereka alami bukanlah Taman Eden,
melainkan hadirat Allah. Hadirat Allah inilah yang Yehezkiel
lihat dijanjikan oleh Allah kepada Israel.


Dampak kehadiran Allah sangat dahsyat: air kehidupan mengalir ke
wilayah Timur, menjadikan wilayah yang tidak subur itu menjadi
tempat “amat banyak pohon” tumbuh subur. Bahkan Laut Mati akan
penuh dengan kehidupan seperti Laut Tengah. En-Gedi dan En-Eglaim
adalah dua wilayah permukiman di tepi Laut Mati, tempat di mana
selama lebih dari 10.000 tahun terakhir masyarakatnya hidup dari
bertambak garam. Namun Yehezkiel menyatakan bahwa masyarakat di
dua tempat ini akan beralih menjadi masyarakat nelayan karena
dahsyatnya sungai air kehidupan yang mengalirkan kehidupan ke
salah satu habitat paling mematikan di muka bumi ini.


Bagaimana masyarakat itu akan memenuhi kebutuhan garam? Tuhan masih
menyediakan deposit-deposit garam dalam kadar yang tepat untuk
menyokong kehidupan umat.


Melalui semua itu kita melihat kuasa kehadiran Allah di bait-Nya dan
di antara umat-Nya. Kuasa yang menghadirkan kebaikan bagi
umat-Nya.


Sudah hadirkah Allah di dalam hidup Anda? Apakah orang-orang di
sekitar Anda merasakan dampak yang mengalir dari hadirat Allah
melalui kehidupan Anda? Sudahkah Anda menunjukkan sikap dan
kesaksian yang seimbang dalam hidup Anda?

Scripture Union Indonesia © 2017.