Terbaik di manat siapa?

Yehezkiel 32:1-16

Siapa yang tak ingin menjadi yang terbaik? Selama lebih dari 4000
tahun, lebih dari 48 dinasti, Firaun menjadi yang terbaik
sehingga jadi simbol pencapaian. Tanpa lawan dan tak terkalahkan!
Dalam keyakinan Mesir, Firaun adalah keturunan dewa. Ia
senantiasa dikaitkan dengan “hidup, sentosa, mulia, jaya, abadi,
agung.”


Firaun membanggakan dirinya sebagai singa muda yang kuat tanpa
tanding. Namun di mata Tuhan, ia tak lebih sebagai buaya pemangsa
(lih. Yeh. 29:3) yang membuat kotor sungai Nil (ayat 2). Sebagai
buaya, Firaun menjadi besar karena semua yang menempel padanya.
Sepertinya ia memberi hidup dan pengayoman kepada rakyatnya,
tetapi sesungguhnya ia menyerap kehidupan mereka bagi dirinya
sendiri. Ia nampak besar dan dahsyat, tetapi di dalamnya keropos.


Oleh karena itu hari penghakiman akan datang. Apa pun yang menjadi
kebanggaan Mesir akan dihancurkan (ayat 12). Tuhan akan menjadi
lawan Mesir (ayat 3-8). Kedahsyatan penghukuman itu digambarkan
dengan kegelapan (ayat 7-8) yang membuat bangsa-bangsa di
sekelilingnya merasa ngeri (ayat 9-10). Nil yang melambangkan
kehidupan Mesir dijadikan tempat kematian bagi binatang yang
biasa minum darinya (ayat 13). Yang menarik adalah gambaran Tuhan
membersihkan Nil sehingga menjadi seperti aliran minyak yang
tenang (ayat 14). Biasanya minyak yang mengalir melambangkan
ketenangan dan kemakmuran ala taman Eden (Mzm. 133). Namun di
sini rupanya menggambarkan ketenangan yang tak tersentuh tanda
kehidupan alias kematian. Nubuat ini digenapi saat Firaun Hofra
dikalahkan oleh Nebukadnezar (ayat 11).


Yang terbaik menurut kategori manusia, seperti Firaun, ternyata
kosong belaka karena dalam sekejap dihancurkan Tuhan. Maka kalau
mau bermegah, bermegahlah di dalam Tuhan. Kalau mau jadi yang
terbaik, jadilah yang terbaik di dalam Tuhan. Apa artinya?
Akuilah bahwa Tuhan sumber satu-satunya kemegahan hidup, dan
bangunlah hidup yang terbaik dengan mengandalkan Sumber yang
terbaik itu.

Scripture Union Indonesia © 2017.