Pekerjaan Tuhan tidak terbelenggu

Kisah Para Rasul 12:1-19

Pekerjaan Tuhan tidak terbelenggu, walaupun gereja berada dalam
penganiayaan. Bahkan saat pemimpinnya ada yang dianiaya,
dipenjara, bahkan dibunuh. Mengapa? Karena yang menghidupkan
gereja adalah Roh Kudus.


Bagaimana menghayati pekerjaan Roh Kudus lewat pe-ristiwa yang
tragis, tetapi sekaligus berjaya? Tragis karena ada martir kedua.
Kali ini seorang rasul, yaitu Yakobus, saudara Yohanes yang Tuhan
izinkan dibunuh oleh karena Injil. Berjaya karena iman Kristen,
tidak jadi mundur atau putus asa. Pertama, Roh Kudus bekerja dan
menyatakan kuasa-Nya melalui doa-doa umat Tuhan yang dipanjatkan
tak putus (ayat 5, 12). Nyata sekali, saat Petrus mendapatkan
pembebasannya secara spektakuler, doa-doa umat sedang
dipanjatkan. Memang, baik Petrus (ayat 11) maupun jemaat yang
berdoa (ayat 13-16) tidak dengan segera menyadari karya Roh Kudus
itu.


Kedua, Roh Kudus berkarya dengan membuat kacau rencana musuh. Bagi
Herodes, tindakan membunuh Petrus akan menambah pesona dirinya
yang telah dianggap simpati kepada orang-orang Yahudi di
Yerusalem (ayat 3-4). Maka kegagalan untuk menghadapkan Petrus di
tengah orang Yahudi merupakan pukulan buat popularitasnya. Tidak
heran kalau Herodes mengamuk dan membunuh anak buahnya (ayat 19).
Orang-orang Yahudi mengharapkan lewat habisnya para pemimpin
Kristen, punahlah juga gerakan kekristenan yang bagi mereka
merupakan duri di dalam daging. Oleh pekerjaan Roh Kudus
tersebut, "segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi" (ayat 11)
itu tidak tercapai.


Tuhan dapat memakai penderitaan untuk mencapai maksud-Nya. Umat Tuhan
harus yakin, bahwa tidak ada yang dapat membelenggu
pekerjaan-Nya. Ia bisa memakai penderitaan untuk menguatkan umat
bertekun sehati dalam doa. Ia bisa mengubah penderitaan menjadi
kemenangan. Sebaliknya musuh-musuh umat Tuhan akan gigit jari
karena kekristenan bukan semakin pudar malah semakin bernyala
menyaksikan Kristus yang tak terkalahkan!

Scripture Union Indonesia © 2017.