Memikul Salib

Markus 8:34

Sewaktu Anda membaca kisah-kisah dalam Injil, cobalah tempatkan diri
pada para tokoh kisah itu. Bayangkan apa yang terjadi, apa yang
mereka katakan, bagaimana interaksi antar mereka. Berusahalah
menyelami apa sebenarnya yang ada di balik semua adegan itu, di
kedalaman hati mereka.


Sebelum Yesus menegaskan bahwa konsekuensi mengikut Dia adalah
memikul salib, Ia baru memberitahukan para murid-Nya bahwa Ia
harus menanggung penderitaan (ay. 31). Untuk para murid, hal itu
tidak boleh terjadi pada Yesus. Mengapa? Sangat jelas, karena
mereka sudah mengikut Dia. Mereka mempertaruhkan hidup kepada-Nya
dengan meninggalkan pekerjaan mereka. Mereka tentu juga mencintai
Dia. Tapi ada lagi yang lebih dalam dari semua kemungkinan alasan
ini. Mereka punya agenda atau harapan tersembunyi. Ini yang
terbongkar dalam teguran Yesus yang keras kepada Petrus ketika
Petrus menyuarakan keberatannya. Keberatan para murid terhadap
Mesias yang menderita ialah karena mereka memiliki konsep lain,
yaitu Mesias yang perkasa. Dan terkait dengan itu mereka
menyimpan harapan bahwa jika yang perkasa ini berhasil merebut
pengaruh masa, mereka yang menjadi pengikut dekat-Nya pun akan
turut kebagian jatah kuasa. Mereka tidak sadar bahwa konsep dan
pengharapan demikian bukan datang dari Allah tetapi dari Iblis.


Tuhan memaparkan lebih jauh bahwa seluruh sifat kehidupan Kristen
adalah menyangkali diri dan memikul salib. Ini bukan bicara
tentang prasyarat tapi konsekuensi menjadi Kristen! Ini bukan
bicara tentang peristiwa menjelang kita memutuskan untuk menjadi
pengikut-Nya, tetapi tentang seluruh sifat keseharian kita
sebagai seorang yang bertuhankan Kristus. Salib adalah
penderitaan dan kematian. Dari zaman ke zaman merupakan fakta
bahwa konsekuensi mengikut Yesus sering berbentuk aniaya dari
dunia ini. Meski sekarang konsekuensi itu belum tentu harus kita
pikul dalam bentuk fisik, tapi banyak bentuk penderitaan memang
harus kita tanggung. Jangan dicari-cari atau dibuat-buat.
Konsekuensi dari setia pada Yesus adalah mengalami penolakan dari
sekitar kita yang belum dalam Tuhan.

Scripture Union Indonesia © 2017.