Berlindung pada Allah

Mazmur 57

Mungkin kita sudah sering mendengar khotbah bahwa satu-satunya
pertolongan bagi kita adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Namun apakah
Anda sungguh-sungguh merasa demikian? Daud merasakannya.


Saul, raja Israel pada waktu itu, memburu Daud seakan-akan Daud
adalah buronan kriminal yang membahayakan. Tanpa alasan yang
obyektif, Saul mengejar-ngejar Daud. Bayangkan perasaan Daud.
Menghadapi penguasa dengan bala tentara yang dapat dikerahkan
kapan saja, apa yang bisa Daud lakukan? Ia hanya bisa melarikan
diri ke bukit-bukit dan bersembunyi di dalam gua. Situasi yang
dihadapi Daud, membuat ia merasa bagai berada di tengah-tengah
singa buas yang tak kenal ampun (ayat 5). Musuh berusaha menjerat
Daud, bagai seekor hewan buruan (ayat 7). Walau demikian, meski
ter-sudut Daud tidak merasa berhadapan dengan jalan buntu. Meski
dikelilingi musuh, Daud merasa tenang karena masih ada Allah yang
menjadi tempat pengaduan dan perlindungan bagi dia. Bagai sayap
induk ayam yang menjadi tempat nyaman bagi anak-anak ayam untuk
berlindung, begitulah Daud menganggap Allah sebagai tempat
perlindungan terpercaya. Sebab itu Daud berseru-seru memohon
belas kasihan Allah (ayat 2-4). Bila Allah berbelas kasihan, maka
Allah akan menolong dan melindungi dia. Dan bila itu terjadi,
bisa saja orang-orang yang berusaha menjebak dia akan jatuh ke
dalam jerat yang mereka pasang sendiri (ayat 7). Menyadari kasih
Allah yang begitu besar, Daud memuji-muji Tuhan (ayat 8-12).


Orang jahat memang tidak akan berjaya selamanya. Kejahatan mereka pun
bukan tanpa akhir. Malah bukan tidak mungkin bila kejahatan
mereka akan menjadi bumerang bagi diri mereka sendiri. Maka bila
kita menghadapi orang yang menjahati kita tanpa kita tahu
alasannya, tak perlu berniat membalas dendam. Sebagai orang
beriman, kita hanya perlu berlindung pada Allah, yang Maha Adil.
Ia akan menaungi orang-orang yang mencari Dia. Ia akan menjadi
perisai bagi orang-orang yang bergantung pada kuasa-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.