Saat Anda kalut

Mazmur 39

Perjalanan hidup orang Kristen di dunia yang berdosa ini tidak pernah
tenang dan aman, tidak pernah bebas dari pergumulan. Selama masih
di dalam dunia ini, selalu saja ada masalah di sekeliling kita
dan yang siap menjatuhkan kita kalau lengah.


Itulah yang digumuli oleh pemazmur. Ia sadar bahwa godaan untuk
berhenti berjuang melawan dosa begitu besar. Lebih mudah baginya
untuk menyerah dan mengikuti jalan dunia ini daripada bertekun
menjaga kesucian diri. Namun kesadarannya sebagai umat Tuhan
masih menguasainya. Oleh karena itu, ia mencoba bertahan (ayat
2).


Pergumulan pemazmur serasa bertambah berat karena Tuhan seperti
membiarkan dia berada dalam situasi itu (ayat 13-14). Apa yang
dialami pemazmur mirip dengan yang dialami Ayub, yang merasa
bahwa Tuhan sedang menekan dirinya \'tanpa sebab\'. Namun berbeda
dari Ayub yang menyatakan diri tidak bersalah, pemazmur menyadari
bahwa sebagai manusia, ia tidak luput dari melakukan kesalahan
yang membuat Tuhan marah (ayat 9-12). Hanya saja ia tidak
mengerti apa sebenarnya dosa-dosa yang membuat Tuhan menghukum
dia. Yang ia tahu adalah bahwa ia hanya manusia fana, dan bahwa
kesia-siaanlah yang sudah ia lakukan (ayat 5-7).


Apakah Anda sedang merasakan hal yang sama? Kita merasa berjuang
sendirian menjaga kesucian hidup, sementara kita merasa bahwa
Tuhan tidak peduli. Kadang kita bertanya di dalam hati, "dosa apa
yang sudah saya lakukan, sehingga Tuhan membiarkan saya mengalami
hal-hal ini?" Mazmur ini tidak memberikan jawaban yang melegakan.
Namun kita patut bersyukur karena memiliki Juru syafaat, yaitu
Tuhan Yesus yang setia. Dia adalah pembela kita di hadapan Allah
Bapa. Demikian juga Roh Kudus yang hadir dalam hati orang
percaya, menolong kita berdoa, saat pergumulan membuat kita
kehilangan kata-kata doa (Rm. 8:26). Mari arahkan mata dengan
tekun dan setia menantikan tangan Bapa meraih dan merangkul kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.