Siapakah yang dipertuan oleh orang fasik? Paulus berkata, "perut"
adalah Tuhan mereka (Flp. 3:19). Yang dimaksud adalah kedagingan
atau hawa nafsu mereka. Pemazmur menegaskan bahwa dosa adalah
tuhannya orang fasik. Kata "bertutur" (neum, Ibr.) biasa dipakai
di kitab nabi-nabi dengan subjek Tuhan (Yer. 23:31). Jadi bagi
orang fasik, yang mengatur hidup mereka, yang mereka rancang, dan
yang mereka inginkan (ayat 3-5) adalah dosa. Mereka adalah hamba
dosa (Yoh. 8:34).
Pemazmur mengajak para pembacanya untuk menyadari betapa beruntungnya
setiap orang yang Tuhannya adalah Yahweh. Karena Yahweh setia dan
kasih setia-Nya tidak terbatas, bahkan melampaui alam semesta ini
(ayat 6). Ia juga merupakan sumber kehidupan (ayat 10). Bukan
hanya perlindungan dan kesejahteraan yang dialami oleh semua
orang yang berTuhankan Yahweh (ayat 8-9), tetapi kepastian hukum
oleh karena keadilan Tuhan menjadi pegangan mereka untuk hidup di
dunia yang penuh orang fasik (ayat 7). Maka dengan penuh
keyakinan, pemazmur memohon agar Tuhan bertindak menjadi Hakim
adil, yang membela orang benar dan membinasakan orang fasik (ayat
11-13).
Kita mudah mengalami salah arah dalam hidup karena dunia tampil lebih
marak dan memikat dengan gaya hidup antiYesus. Apalagi nampaknya
sikap hidup yang demikian lebih menyenangkan dan lebih diterima
oleh dunia ini. Kalau memang hidup ini berakhir di dunia ini maka
alternatif di atas mungkin sudah pas. Namun sebagai anak-anak
Tuhan kita diingatkan bahwa, dunia ini milik Tuhan sehingga
manusia tidak bisa bertindak dengan sembarangan. Setiap tindakan
kita akan dipertanggungjawabkan, cepat atau lambat, di hadapan
Hakim yang Mahaadil. Kita juga harus mengingat bahwa hidup ini
tidak berhenti di dunia ini. Ada kekekalan. Kelak kita harus
mempertanggungjawabkan bagaimana kita mengisi hidup kita. Hanya
dengan hidup berpusatkan Kristus, kita berkenan kepada-Nya.