Dahulukan Allah!

Hakim 20:18-48

Pencarian akan kehendak Allah rupanya masih dianggap penting oleh
Israel. Mereka ingin tahu bagaimana strategi Allah agar mereka
dapat memenangkan peperangan itu (ayat 18).


Sampai dua kali, Allah mengizinkan suku Benyamin memenangkan
peperangan (ayat 21, 25). Puluhan ribu orang Israel tewas dalam
kekalahan itu. Padahal Israel sudah berperang sesuai perkataan
Allah. Apakah Allah ingkar janji? Mengapa Ia berbalik kepada
suku Benyamin? Namun bukan demikian. Kekalahan Israel bukan
karena Allah berkenan atas Benyamin, melainkan karena Dia sedang
mendisiplin Israel sebab mereka tidak bergantung sepenuhnya pada
pimpinan Allah. Mereka hanya meminta berkat-Nya agar mereka
menang. Dengan mengurangi jumlah tentara, Allah ingin mengajar
mereka bahwa jumlah tentara bukanlah jaminan kemenangan. Mereka
harus percaya kepada Allah, meski terlihat mustahil. Pimpinan
Allah melibatkan juga tindakan disiplin kepada umat yang tidak
bergantung pada Dia, sama seperti hukuman bagi yang memberontak.
Dan memang, dua kali kekalahan membuat Israel sungguh-sungguh
bertelut di hadapan Allah. Mereka menangis, berpuasa, dan
mempersembahkan korban kepada Allah (ayat 26). Kali ini, Allah
bukan hanya memberi restunya (band. ay. 18, 23). Ia menjamin
kemenangan Israel (ayat 28). Maka sebelas suku Israel
menggunakan strategi Yosua saat menaklukkan kota Ai (Yos. 8).


Terlalu percaya diri karena kemenangan yang diperoleh dua kali
berturut-turut, membuat Suku Benyamin mudah terpancing dan masuk
jebakan yang disiapkan oleh Israel. Maka Gibea berhasil direbut
dan seluruh penduduknya dibunuh. Tiga kali peperangan menyisakan
600 orang Benyamin. Harga yang sangat mahal, yang harus mereka
tanggung karena menolak mematuhi Hukum Allah. Itulah akibat bila
kasih kepada sesama mengalahkan kasih kepada Allah, dan
loyalitas kepada saudara mengalahkan loyalitas kepada Allah.
Ingatlah bahwa hukum yang terutama dan yang pertama ialah,
"Kasihilah Tuhan Allahmu ..." (Mat. 22:37-38).

Scripture Union Indonesia © 2017.