Raja atas alam semesta

Mazmur 29

Dari beberapa mazmur yang memuji dan menyembah Allah sebagai Raja
(ayat 29, 93, 96-99), Mazmur 29 ini unik karena dua hal.
Pertama, ajakan memuji Tuhan sebagai Raja ditujukan kepada semua
makhluk ciptaan Allah penghuni sorgawi. Kata "penghuni sorgawi"
secara harfiah adalah anak-anak Allah (band. Kej. 6:2; Ayub 1:6;
2:1). Menurut seorang penafsir, di dalam mazmur ini umat Israel
bukan peserta tetapi penonton. Namun ungkapan ibadah di dalamnya
bisa menjadi contoh bagaimana Israel harus menyembah dan
merajakan Tuhan (ayat 11). Jadi, mazmur ini adalah jenis Mazmur
Raja yang berskala kosmis. Oleh karena itu, kedua, peragaan
Tuhan sebagai Raja bukan terutama menunjukkan keperkasaan-Nya
dalam mengatasi musuh-musuh Israel, melainkan kedaulatan-Nya
atas alam semesta.


Dalam karya penciptaan-Nya, karena Tuhan bersabda maka semua menjadi
ada (Kejadian 1). Dalam mazmur ini, kuasa firman dinyatakan
lebih eksplisit sebagai "Suara Tuhan". Suara yang menggelegar
itu mampu membuat unsur-unsur alam yang menakutkan bagi manusia,
tunduk dan taat. Air yang oleh orang zaman dulu dianggap sebagai
kuasa kekacauan (ayat 3, 10a), gunung-gunung yang dipercaya
sebagai tempat bersemayam dewa dewi (ayat 6), dan padang gurun
yang diyakini sebagai tempat roh-roh jahat (ayat 8), tidak
berdaya menghadapi Sang Pencipta yang Mahakuasa.


Sebagaimana alam semesta dan segala makhluk ciptaan-Nya tunduk pada
kedaulatan Tuhan, Sang Raja, demikian seharusnya umat Israel dan
juga umat Tuhan masa kini tunduk pada-Nya. Ketundukan kita harus
terwujud dalam bentuk ketaatan dalam berbagai aspek. Dengan
menjaga bumi ciptaan Allah ini tetap baik dan asri sebagaimana
dulu Tuhan ciptakan, sesungguhnya kita sedang memuliakan Sang
Raja Pencipta. Dengan menghormati sesama manusia dan
memperlakukannya adil, kita meninggikan Tuhan Sang Raja atas
segala makhluk yang berakal budi. Mari, jadilah duta Sang Raja
bagi segala bangsa di dunia milik-Nya ini.

Scripture Union Indonesia © 2017.