Menanti-nantikan Tuhan

Mazmur 25

Mengapa kita menanti-nantikan seseorang atau sesuatu? Tentu karena
kita menganggap seseorang atau sesuatu itu penting bagi kita.
Apakah kita juga menganggap Tuhan penting, sehingga kita pun
menanti-nantikan Dia?


Orang yang menanti-nantikan Tuhan percaya bahwa Tuhan tidak akan
tinggal diam bila ia mengalami sesuatu hal dalam hidupnya. Itu
sebabnya, ia tidak malu memercayakan hidupnya kepada Tuhan (ayat
2-3). Akan tetapi, banyak orang Kristen malu untuk memberikan
kesaksian tentang imannya kepada Tuhan. Mereka tidak yakin bahwa
Tuhan akan membela tatkala orang yang tak mengenal Tuhan
mengolok-olok mereka. Atau bila penindasan dari musuh Tuhan
menimpa mereka. Namun orang Kristen yang sejati mengenal
Tuhannya, serta percaya dan menaruh harap kepada Dia.


Orang yang menanti-nantikan Tuhan percaya bahwa Tuhan akan
menunjukkan jalan yang benar (ayat 4-14). Ia sadar bahwa rahmat
dan pengampunan Tuhan bersifat permanen (ayat 6-7), dan ia yakin
akan ikatan perjanjian Tuhan yang teguh dan kekal (ayat 14).
Oleh karena itu, walaupun bisa jatuh dan gagal, ia percaya bahwa
ia bisa bangkit lagi (ayat 8-11). Betapa seringnya kita
membiarkan diri ditipu oleh Iblis sehingga memiliki anggapan
bahwa Tuhan sudah bosan mengampuni kita yang berulang kali jatuh
ke dalam dosa. Akibatnya kita tenggelam dalam rasa bersalah dan
keputusasaan. Padahal orang Kristen sejati seharusnya tahu bahwa
pengampunan dalam Kristus bersifat tuntas, dan kehadiran Roh-Nya
memberikan penyertaan yang tak terbatas.


Menanti-nantikan Tuhan (ayat 21b) harus dimulai dengan percaya bahwa
Dia peduli dan mau mengajarkan jalan-Nya. Ingatlah senantiasa
janji-Nya bahwa Dia siap mengampuni saat kita gagal. Dia juga
siap memperbarui hidup kita saat kita berserah kepada-Nya. Sebab
itu, berdoalah, minta Tuhan memberi kekuatan dalam menghadapi
tantangan sehingga kita tidak mudah berputus asa. Dengan Tuhan
sebagai sumber kekuatan dan kemenangan kita, tiada musuh dapat
bertahan!

Scripture Union Indonesia © 2017.