Arti mengasihi Yesus

Yohanes 14:15-24

Menyanyikan banyak lagu tentang keagungan Yesus bukan jaminan bahwa
si penyanyinya benar-benar mengasihi Yesus. Membangun begitu
banyak gedung atau monumen yang mengusung nama Yesus pun tidak.
Menulis banyak artikel seperti renungan ini pun sama saja. Nas
ini menegaskan bahwa kasih murid kepada Tuhannya diwujudkan
melalui ketaatan si murid pada perintah-Nya, baik dalam sikap,
perasaan, dan tindakan.


Pemahaman kita tentang mengasihi Yesus makin seru karena para murid
berhadapan dengan fakta bahwa Yesus naik ke surga. Arti
mengasihi seperti di atas makin penting. Pertama, kita tidak
ditinggalkan begitu saja, tapi memperoleh parakletos atau
penolong, yaitu Roh Kudus. Sang parakletos jelas bukan manusia
biasa, karena Ia adalah "Roh Kebenaran" yang menyertai kita dan
diam di dalam kita (ayat 17). Artinya, dalam melakukan
perintah-perintah Tuhan, kita tidak sendirian, tetapi mengalami
penyertaan ilahiah. Kedua, dengan mengasihi Yesus secara
sungguh-sungguh, kita menyenangkan hati Sang Bapa yang mengutus
Yesus. Pemunculan figur Allah Bapa dalam Injil Yohanes bukanlah
sekadar formalitas. Tema ini menandaskan bahwa apa yang
dilakukan Yesus dan kita para murid-Nya merupakan bagian dari
karya dan rencana Allah sejak bumi ini diciptakan. Melalui
ketaatan kasih kita, kita beroleh anugerah menjadi bagian di
dalamnya.


Kasih Tuhan tak pernah berubah. Namun zaman berubah, dan kita pun
perlu mencari cara-cara baru dan kontekstual untuk mewujudkan
kasih kita kepada Tuhan Yesus. Zaman ini menantang kita dengan
perancuan nilai keluarga dan kemanusiaan; penindasan terhadap
sesama manusia; perusakan lingkungan hidup; pemberhalaan kapital
dan teknologi; dll. Setiap pagi hari, sebagai murid-murid
Kristus, selayaknyalah kita berdoa, "Ya Tuhan, biarlah Roh Kudus
menolong aku mewujudkan kasihku kepada-Mu melalui ketaatanku di
tengah keluarga, lingkungan sosial dan alam, gereja, serta
tempat kerjaku."

Scripture Union Indonesia © 2017.