Hamba Tuhan yang menderita

Kisah Para Rasul 21:27-40

Apa yang dialami Paulus serupa dengan yang dialami Tuhan Yesus:
disiksa, ditangkap, dan diikat (32-33). Orang menghasut rakyat
untuk membenci Paulus; ia dikenakan tuduhan-tuduhan yang tidak
berdasar (27).


Keberhasilan pelayanan Paulus di tengah bangsa bukan Yahudi maupun di
antara bangsa Yahudi yang hidup di perantauan, agaknya merisaukan
para pemuka agama Yahudi. Mereka menganggap Paulus sudah
mengabaikan Hukum Taurat dan adat istiadat Yahudi (24, 28). Sebab
itu mereka menuduh Paulus telah menentang hukum itu. Tuduhan yang
tidak masuk akal! Bukankah Paulus, atas petunjuk para pemimpin di
Yerusalem, telah rela menjalankan proses pentahiran (1-26)?
Selain itu, Paulus juga dituduh telah membawa orang Yunani masuk
ke Bait Allah (28-29), suatu tindakan yang dianggap menajiskan
Bait Allah. Namun ay. 29 memperlihatkan bahwa tuduhan ini tidak
memiliki dasar yang kuat. Mungkin saja bahwa semua tuduhan tak
berdasar itu, merupakan strategi para pemuka agama Yahudi untuk
menjatuhkan Paulus. Dengan berbagai cara, mereka ingin
menghentikan upayanya mengabarkan Injil.


Berbagai macam konsekuensi memang harus dipikul oleh orang yang
terbeban mengabarkan Injil. Menderita, dipukul, disiksa, atau
ditangkap adalah bagian dari konsekuensi itu. Kita tahu bahwa
sebelum Paulus, Tuhan Yesus sendiri sudah mengalami penderitaan,
sebagai akibat hasutan orang-orang yang memutarbalikkan
kebenaran. Oleh sebab itu, bila kita mendengar seorang pelayan
Tuhan diperhadapkan dengan berbagai tuduhan, kita harus bijaksana
menanggapinya. Mungkin saja ada orang-orang yang tidak menyukai
kemajuan pelayanan yang dia lakukan, lalu ingin mendiskreditkan
dia. Sebaiknya kita jangan ikut-ikutan. Bersikaplah terbuka dan
objektif. Selain itu, bertindaklah suportif: doakan hamba Tuhan
tersebut dan bangkitkan semangatnya. Dukungan yang Anda berikan
niscaya akan memulihkan dan menguatkan dia.

Scripture Union Indonesia © 2017.