Maju ke arah Kristus

2 Korintus 3:12-18

Karena merasa diri memiliki janji-janji Allah, orang Yahudi yakin
bahwa mereka pasti bisa memahami Perjanjian Lama. Padahal Paulus
melihat ada selubung yang menutupi mata mereka dan membekukan
pikiran mereka, bagaikan selubung yang menutupi wajah Musa saat
ia turun dari Gunung Sinai dengan wajah yang memancarkan sinar
kemuliaan Allah. Selubung itu mengakibatkan mereka tidak bisa
memahami maksud perjanjian Allah (14-15).


Paulus menjelaskan bahwa hanya jika terang kemuliaan Kristus bersinar
atas diri seseorang, barulah ia memiliki pengertian akan
pernyataan Tuhan. Itu bisa terjadi ketika orang berbalik pada
Tuhan dan menyambut anugerah Kristus (16). Pada saat itulah Tuhan
menyingkapkan selubung dari hatinya sehingga penglihatan
rohaninya tidak terhalang lagi. Maka pada saat itu orang akan
memahami bahwa anugerah Tuhan Yesus memenuhi tuntutan hukum
Taurat (Rm. 10:4), dan di situlah terletak makna kemerdekaan
(17). Kemerdekaan yang bukan hanya meliputi selubung yang
tersingkap; tetapi juga kemerdekaan dari dosa, maut dan tuntutan
hukum Taurat. Pada saat dimerdekakan, orang akan memancarkan
kemuliaan Tuhan (18). Bukan hanya di wajah, tetapi dalam hidup
dan terpancar melalui karakter. Kemuliaan ini tidak akan memudar
tetapi akan terus mentransformasi hidup hingga makin lama makin
menyerupai Kristus.


Keserupaan dengan Kristus ini bukan hasil pencapaian manusia. Itu
merupakan pertumbuhan yang dihasilkan oleh karya dan kuasa Roh
Kudus. Kita memang harus mengerjakan keselamatan kita sebagai
respons atas karya Allah di dalam hidup kita. Kita sadar bahwa
proses transformasi menuju keserupaan dengan Kristus tidaklah
selalu lancar dan mudah, karena merupakan arena peperangan
melawan dosa dan si jahat. Dalam proses pertumbuhan meninggalkan
dosa dan makin maju ke arah Kristus ini, kita perlu dua hal
bersamaan: bergantung pada kuasa Roh Kudus dan menaklukkan diri
pada proses pemurnian-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.