Lingkaran berkat

Mazmur 134

Ada orang tertentu yang menganggap bahwa bagian terpenting dalam
ibadah adalah khotbah. Maka ada kecenderungan orang datang
terlambat dalam ibadah dan segera meninggalkan gedung gereja
seusai khotbah. Mereka menganggap bagian-bagian lainnya tidak
penting, termasuk undangan ibadah di awal dan ucapan berkat di
akhir ibadah.


Mazmur 134 ini memperlihatkan ibadah yang berlangsung utuh, walau
hanya digambarkan dalam tiga ayat saja. Sebagai nyanyian ziarah
(1), mazmur ini dinyanyikan umat Israel saat melakukan
perjalanan/ziarah ke Bait Allah dalam ibadah tahunan yang
diwajibkan bagi mereka. Isinya tentang para imam dan orang Lewi
yang melayani di Bait Allah pada waktu malam. Mereka diajak untuk
mengangkat tangan memuji Tuhan (1-2). Sebagai respons, hamba
Tuhan mengucapkan berkat Tuhan bagi para peziarah itu (3).


Dalam mazmur ini, kata yang diterjemahkan menjadi "pujilah Tuhan" (1,
2) secara harafiah berarti "berkatilah Tuhan". Maka bila kita
lihat makna harafiahnya, berarti ada kata "berkati Tuhan", yang
merupakan tindakan manusia yang tertuju kepada Tuhan; dan "Tuhan
memberkati", yang merupakan respons Allah atas tindakan manusia.
Tetapi isi tindakannya berbeda. "Memberkati Tuhan" berarti
mengatakan kebesaran dan kebaikan Tuhan. Sebaliknya, ketika
"Tuhan memberkati manusia" berarti Tuhan melakukan hal yang baik
bagi manusia, misalnya dengan mengaruniakan anugerah-Nya. Jadi
ketika imam dipanggil untuk "memberkati Tuhan" atas nama umat,
mereka pun memberkati umat atas nama Tuhan. Sungguh suatu
lingkaran berkat yang indah antara Tuhan, hamba Tuhan, dan umat
Tuhan.


Mazmur ini menanamkan kesadaran bahwa seluruh pengalaman hidup ini
adalah ibadah. Kiranya mazmur ini memotivasi kita untuk terlibat
utuh dan penuh dalam ibadah yang kita hadiri. Ibadah bukanlah
kewajiban yang harus dipenuhi melainkan persekutuan indah antara
Tuhan, hamba Tuhan, dan kita, sebagai umat Tuhan.

Scripture Union Indonesia © 2017.