Bagi hamba Tuhan

Yeremia 45:1-5

Pelayan Tuhan yang setia adalah mereka yang melayani tanpa
bersungut-sungut dan tidak mengharapkan imbalan. Tuhan menghargai
pelayan-Nya yang seperti itu. Perhatian dan berkat Tuhan akan
tercurah tidak terduga.


Firman Tuhan ini datang pada waktu Yoyakim masih menjadi raja (1).
Namun penempatan teks ini pada bagian terakhir catatan sejarah
Yehuda yang telah dijajah Babel dan sebagian umat telah melarikan
diri ke Mesir (ps. 39-44), menunjukkan bahwa pergumulan Barukh
masih berlanjut.


Sebagai asisten Yeremia, pergumulan pelayanan Barukh tidak kalah
berat. Sikap keras Yoyakim yang merobek serta membakar gulungan
firman Tuhan yang telah dituliskan Barukh atas perintah Yeremia,
serta memerintahkan untuk menangkap mereka (ps. 36), membuat
Barukh tertekan dan mengeluhkan nasibnya (45:2-3). Di pasal 43,
Barukh bahkan dituduh menghasut Yeremia untuk menubuatkan hal
yang buruk bagi umat Yehuda yang berencana lari ke Mesir.
Akhirnya, mereka kemudian dipaksa ikut ke Mesir.


Tuhan menjawab Barukh dengan menegur dia karena mengharapkan
kelepasan dari pergumulan dalam pelayanan. Konsekuensi melayani
Tuhan adalah menderita demi kebenaran. Oleh karena itu, doa
Barukh seharusnya mohon kekuatan untuk menghadapi penderitaan.
Namun, Tuhan menjawab keluhan Barukh juga dengan menjanjikan
keselamatan. Musuh Barukh akan dibinasakan, sementara Barukh akan
menikmati hidup dalam pemeliharaan Tuhan.


Tuhan menjanjikan penyertaan bagi para hamba-Nya. Itu seharusnya
cukup bagi kita untuk bersyukur dan tidak mengeluh. Sementara,
mereka yang membenci Tuhan dan hamba-hamba-Nya, suatu saat akan
dihukum keras. Hubungan timbal balik di antara Yeremia dan
Barukh, yakni saling bantu, menguatkan dan menegur, menjadi
teladan bagi kita. Maka, marilah kita memohon kekuatan dari Tuhan
untuk setia melayani Dia. Di antara kita sendiri, hendaknya
tercipta suasana saling menguatkan dan saling membangun.

Scripture Union Indonesia © 2017.