Penolakan terang-terangan

Yeremia 44:1-19

Pasal 44-45 menyajikan pelayanan Yeremia terakhir kepada umat Tuhan,
yang telah didera hukuman dahsyat akibat dosa-dosa mereka. Di
pasal 44, Yeremia sekali lagi memperingatkan mereka yang memilih
untuk mengandalkan Mesir. Tindakan mereka menyakiti hati Tuhan
karena mereka lebih memercayai keperkasaan Mesir dan para
ilahnya, daripada kepada Tuhan mereka sendiri.


Apa yang dilakukan sisa umat Yehuda di Mesir sebenarnya sama dengan
yang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka. Walaupun Tuhan
telah mengutus para hamba-Nya untuk mengingatkan nenek moyang
mereka, namun karena menolak bertobat, nenek moyang mereka
menerima hukuman dahsyat (2-6). Kini, hukuman dahsyat itu menimpa
diri mereka sendiri karena telah mengulang dosa-dosa nenek moyang
mereka. Seram sekali firman ini "Aku menghadapkan wajah-Ku
melawan kamu untuk mencelakakanmu ..." (11). Ucapan berkat imam
dibalik menjadi kutuk (Bil. 6:25)!


Respons umat sungguh mencengangkan. Selain menolak untuk mendengarkan
firman Tuhan (16), mereka dengan blakblakan menyatakan diri
sebagai penyembah "ratu surga" (lih. Yer. 7:18). Bagi mereka, itu
lebih menguntungkan daripada menyembah Tuhan (Yer. 44:17-19).
Lebih celaka lagi, para suami dan istri menyepakati hal ini.
Sungguh memprihatinkan, keluarga tidak lagi menjadi tempat di
mana iman sejati diwartakan dan dijadikan landasan, malah
sebaliknya menjadi tempat pemurtadan berlangsung. Bayangkan
generasi seperti apa yang sedang dibentuk keluarga macam ini!


Mungkinkah pemurtadan seperti ini sedang terjadi juga di tengah
keluarga Kristen masa kini? Mereka yang secara lahiriah memiliki
simbol-simbol Kristen, ternyata perilaku dan ketetapan hatinya
mendewakan mamon, dunia, dan kuasa-kuasa supranatural di luar
Allah sejati. Betapa ngeri bila hal itu benar-benar terjadi.
Adakah masa depan gereja bila iman umatnya sedang digerogoti dari
dalam? Maka jadikan iman kepada Kristus sebagai landasan keluarga
kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.