Bebal plus!

Yeremia 43:1-13

Apriori adalah sikap yang sulit diubah. Orang yang sudah memiliki
prasangka buruk terhadap Tuhan atau sesamanya biasanya tidak
mudah untuk menghilangkannya, walaupun fakta menunjukkan bahwa
prasangka itu tidak benar. Itulah yang terjadi pada para pemimpin
umat Yehuda.


Seperti telah diduga semula, respons para pemimpin umat adalah
penolakan mentah-mentah terhadap firman Tuhan. Mereka curiga akan
maksud baik Tuhan maupun Yeremia. Mereka malah menuduh Yeremia
berkata bohong dan bukan berdasarkan firman Tuhan, melainkan
hasutan Barukh, asisten Yeremia. Tidak jelas apa peran Barukh,
selain sebagai juru tulis Yeremia, sehingga ia dituduh menghasut
Yeremia. Sikap para pemimpin umat diteruskan dengan memaksa
seluruh umat, termasuk sisa-sisa bangsawan di bawah pengawasan
Gedalya, bahkan juga memaksa Yeremia dan Barukh untuk melarikan
diri ke Mesir (4-7).


Terhadap respons negatif umat, Tuhan menyuruh Yeremia menubuatkan
kehancuran Mesir oleh Babel lewat peragaan simbolis. Batu-batu
besar yang Yeremia sembunyikan di dekat pintu masuk istana Firaun
di Tahpanhes akan digunakan sebagai dasar pembangunan istana
Nebukadnezar di Mesir (10). Mesir dengan ilah-ilah yang selama
ini menjadi kekuatannya akan dilibas habis oleh Babel dengan
begitu mudahnya, bak seorang yang membersihkan pakaiannya dari
kutu-kutu (12). Gelombang kehancuran akan menimpa Mesir dan
mereka yang mengandalkannya (11).


Zaman ini pun manusia cenderung makin bebal. Karena memiliki akses ke
berbagai ilmu, teknologi, kuasa, dll., manusia mengira bisa
membelokkan campur tangan Tuhan. Kebebalan membuat manusia
terjangkiti penyakit kebal terhadap firman Allah. Karena itu kita
harus waspada! Jangan lupa bahwa Tuhan adalah pengendali sejarah.
Ia berhak dan berkuasa menaklukkan perjalanan hidup siapa pun.
Firman-Nya pasti akan digenapi, maka tunduklah pada kehendak-Nya!

Scripture Union Indonesia © 2017.