Tidak bersama Kristus = melawan

Lukas 11:14-26

Ketidaktulusan membuat orang mempolitisir suatu kejadian yang
sebenarnya sangat jelas. Karya Kristus mengusir setan sehingga
orang bisu dapat berkata-kata dituduh: "Ia mengusir setan dengan
kuasa Beelzebul, penghulu setan". Padahal pengikut-pengikut dari
orang yang mendakwa Tuhan Yesus juga melakukan hal yang sama
(19). Selain itu mereka juga mencobai Tuhan Yesus dengan meminta
tanda dari surga (14-16).


Dalam dunia politik tak ada ikatan persekutuan yang langgeng, setiap
saat koalisi dapat dibuat dan dibubarkan bahkan diingkari.
Pihak-pihak yang berseberangan pun bisa bertemu karena
kepentingan yang menyatukan, yaitu kepentingan untuk berkuasa.
Tetapi kuasa Kerajaan Allah dan kuasa Beelzebul adalah dua hal
yang berlawanan. Kepentingannya tak pernah dapat bertemu dan
berdamai satu sama lain. Kuasa yang menyelamatkan dan memberi
damai sejahtera tak mungkin dapat berjalan seiring dengan kuasa
yang merusak dan membinasakan. Karya Kristus menunjukkan kuasa
Allah yang mengalahkan setan dan kuasa penyakit yang
diakibatkannya. Kehadiran kuasa Allah adalah kehadiran
Kerajaan-Nya (20). Kuasa Allah jelas tak dapat berkompromi dengan
setan. Sementara Iblis tidak mungkin terbagi-bagi dan melawan
dirinya sendiri. Maka berlakulah prinsip peperangan dalam hal
ini, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak
mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan" (23, bdk. Luk.
9:50).


Maka melawan setan harus dikerjakan dengan tuntas. Itu dimulai dengan
mengakui Kristus adalah Tuhan. Pilihan kita hanya tetap dan terus
bersekutu dengan Allah dan kuasa-Nya yang menyelamatkan sepanjang
hidup kita. Karena jika tidak, kita akan berjuang sendiri melawan
kuasa kejahatan yang membinasakan. Dan bukan tidak mungkin kita
akan kalah saat roh jahat yang diusir pergi, kembali lagi dengan
mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat (26). Karena itu
tetaplah bersama Kristus!

Scripture Union Indonesia © 2017.