Perlindungan yang teguh

Mazmur 125

Pengalaman seorang teman luput dari maut beberapa waktu lalu
mengingatkan saya akan dua hal. Saya tidak berdaya menjaga diri
sendiri, bahkan dengan peralatan perlindungan secanggih apa pun,
dan hanya Tuhan satu-satunya perlindungan sejati saya.


Pemazmur menggambarkan perlindungan Tuhan melalui tiga ilustrasi.
Pertama, perlindungan Allah membuat orang beriman seteguh Gunung
Sion, tempat bait Allah yang melambangkan kehadiran-Nya berdiri
(1). Perlindungan yang dialami orang beriman disebabkan oleh
kehadiran-Nya. Allah melindungi seteguh kehadiran-Nya.
Kehadiran-Nya menjadi jaminan pemeliharaan-Nya atas kita. Sungguh
Allah yang melindungi, demikian keamanan orang beriman yang
berlindung kepada-Nya.


Kedua, perlindungan Allah sepasti gunung-gunung yang mengelilingi kota
Yerusalem, yang tidak pernah beranjak maupun bergoyang (2).
Kemahakuasaan Allah menjadi jaminan pemeliharaan kita. Ketiga,
sebagaimana Allah tidak pernah menyesali janji-Nya memberikan
Tanah Perjanjian kepada umat-Nya, demikian Dia akan melindungi
mereka dari para musuh yang mencoba menjajah atau menyengsarakan
umat-Nya (3). Kesetiaan-Nya menjamin perlindungan yang pasti!
Pengalaman masa lalu pemazmur akan penyertaan Tuhan atas umat-Nya
membuat ia berani memohon agar keadilan Tuhan dinyatakan: kebaikan
bagi orang benar dan penghukuman bagi orang fasik (4-5).


Pengalaman iman saja belum cukup. Di tengah tekanan tantangan yang
sangat berat, pemazmur menyerukan doanya. Doa agar kebaikan Tuhan
teralami dan agar orang-orang yang menyimpang dari kesetiaan iman
beroleh ganjaran adalah jalan yang tepat dalam menanggung derita
karena iman. Di dalam doa kita menghadapi waktu gelap kehidupan
ini dengan menatap kepada realitas Allah sendiri.


Camkan: Hadapi dan tanggung segala penderitaan dan tekanan
karena iman dengan pengakuan syukur dan doa.

Scripture Union Indonesia © 2017.