Pakaian imam

Keluaran 39:1-31

Fokus pembangunan kini diarahkan pada pembuatan pakaian imam dan
kelengkapannya. Sama seperti bahan-bahan kemah suci dan isinya
berkualitas mulia, demikian juga dengan pakaian imam.


Beberapa hal menarik dapat kita simak dari pembuatan pakaian imam
ini. Pertama, segala kegiatan pembuatan ini dikomentari dengan
kalimat "...seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa" (ayat 1b,
5b, 7b, 21b, 26b, 29b, 31b). Hal ini menunjukkan bahwa pakaian imam
bukan sekadar penutup tubuh imam melainkan memiliki simbol-simbol
penting fungsi imam di dalam ritual kemah suci. Oleh karena itu
perhatian detail dan teliti terhadap pembuatannya menjadi sangat
penting. Kedua, beberapa ornamen yang dilekatkan pada pakaian imam
bertuliskan (ayat 6-7) atau mewakili (ayat 10-14) kedua belas suku
Israel. Ini menunjukkan fungsi imam yang mewakili umat Israel dalam
menjalankan ritual kemah suci. Ketiga, ada giring-giring yang
dipasang berselang seling dengan buah delima pada kemeja (gamis)
baju efod (ayat 25-26). Giring-giring itu menimbulkan suara setiap
kali imam bergerak. Suara itu memungkinkan umat memonitor kegiatan
imam di ruang kudus. Keempat, pada penutup kepala imam, ada hiasan
dari emas murni yang berpahatkan kata-kata "Kudus bagi Tuhan" (ayat
30). Ini menyatakan sifat pelayanan imam yang kudus.


Bagi seorang imam, pakaian dinas yang dikenakannya menyatakan kudus
dan luasnya cakupan pelayanannya. Hal ini memberikan rasa bangga
akan kepercayaan Allah kepadanya sekaligus peringatan untuk tidak
sembarangan melayani. Seharusnya sikap demikian kita miliki setiap
kali kita terlibat dalam pelayanan. Rasa syukur dan bangga karena
dipercaya Allah menjadi alat anugerah-Nya harus diimbangi dengan
sikap serius dan menjaga kekudusan diri agar pelayanan mendatangkan
kemuliaan Allah


Renungkan: Pelayanan mulia bukan karena fasilitasnya baik,
tetapi karena panggilan dan kepercayaan Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.