Percayalah Yesus saja

Yohanes 4:43-54

Dalam perspektif Injil Yohanes, iman sejati adalah iman yang ditujukan
kepada Allah dan memercayakan diri kepada Tuhan Yesus sebagai
utusan Allah.


Berbeda dari sambutan orang-orang Samaria, yang menandakan mereka
memiliki iman, orang-orang Galilea tidak memiliki kualitas iman
seperti itu. Orang-orang Galilea memang menyambut-Nya karena
mereka telah melihat perbuatan mukjizat Tuhan Yesus di Yerusalem
(ayat 2:23) dan mendengar bahkan menyaksikan perbuatan ajaib-Nya
di Kana (ayat 1-11). Namun, dari komentar Yesus bahwa seorang nabi
tidak dihormati di negerinya sendiri, sambutan mereka dinilai
Yesus keluar dari motivasi iman yang salah (band. ayat 4:48).


Ketika seorang pegawai istana Herodes datang memohon agar Yesus
menyembuhkan anaknya yang sakit parah (ayat 47), Dia tidak
langsung menjawabnya. Yesus ingin menguji iman pegawai istana ini.
Komentar Yesus terkesan kasar, "Jika kamu tidak melihat tanda dan
mukjizat, kamu tidak percaya" (ayat 48). Komentar ini ditujukan
juga kepada orang banyak. Mereka perlu diyakinkan bahwa kasih
Allah berlaku juga bagi hamba Herodes, sebab bagi orang Yahudi
mereka terhitung sebagai orang yang dibenci. Yesus menyuruh
pegawai Herodes itu pulang dan mengatakan bahwa anaknya pasti
hidup (ayat 50a)! Ternyata beda dari orang banyak yang butuh
tanda, pegawai Herdoes itu percaya walau hanya atas dasar
kata-kata. Ia tidak menguji kebenaran ucapan Yesus sebab ia
percaya. Kepercayaannya ini beroleh peneguhan ketika ia pulang dan
menemukan anaknya sudah sembuh pada saat Yesus mengucapkannya
(ayat 50b-53). Itulah tanda kedua yang Yesus perbuat, seperti
halnya tanda pertama di Kana terjadi karena ada iman sejati kepada
Yesus.


Iman sejati tidak menuntut tanda. Iman sejati percaya penuh kepada
firman Allah. Tuhan Yesus menuntut setiap anak Tuhan memiliki iman
seperti itu.


Renungkan: Iman sejati membuktikan diri melalui tindakan, ketaatan,
dan kesetiaan melayani Dia.

Scripture Union Indonesia © 2017.