Penderitaan yang tidak sia-sia

Kisah 16:25-40


Ada dua penyebab derita dalam pelayanan yaitu diri sendiri dan
akibat bersaksi. Menderita karena bersaksi berarti Tuhan
mengizinkan Iblis menghambat pelayanan. Dalam kendali Tuhan,
penderitaan itu justru memajukan pekabaran Injil karena
menghasilkan pertumbuhan iman pewarta Injil dan membuka hati
pendengar Injil.


Sikap Paulus dan Silas ketika menghadapi penderitaan dalam pelayanan
bukan bersungut-sungut dan menyesali panggilan Tuhan.
Sebaliknya, mereka memuliakan Tuhan dengan puji-pujian (ayat
25). Kita tidak tahu pasti apa pujian yang mereka nyanyikan. Ada
dua bagian surat Paulus yang bercerita tentang Kristus dengan
makna teologis yang dalam, yaitu Kolose 1:15-20 dan Filipi
2:6-11. Keduanya merupakan kutipan nyanyian Kristen purba.
Mungkin nyanyian inilah yang dipujikan Paulus dan Silas. Melalui
nyanyian, Paulus dan Silas menyaksikan iman mereka bahwa Tuhan
berdaulat atas apa pun yang terjadi dalam hidup mereka.


Iman ini terbukti ketika Tuhan mengirimkan gempa bumi yang
membongkar semua belenggu para tahanan dan membuka seluruh pintu
penjara, mereka tidak memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk
melarikan diri (ayat 28). Sikap mereka itu menjadi kesaksian
yang membuat kepala penjara dan seisi rumahnya bertobat (ayat
30-34). Sebaliknya Paulus memanfaatkan peristiwa pemenjaraan
mereka untuk melindungi jemaat Filipi agar tidak mengalami hal
serupa. Mereka menuntut permintaan maaf dari para pejabat kota
yang sudah menganiayanya. Hal ini dimungkinkan sebab sebagai
warga negara Roma, mereka berhak memperoleh perlakuan adil dalam
hukum (ayat 35-40).


Saat Anda sedang menderita karena melayani Tuhan, ingatlah bahwa
ketekunan dan kesetiaan Anda merupakan kesaksian bagi orang
lain. Upah dari kesaksian penderitaan Anda adalah jiwa-jiwa yang
bertobat.


Renungkan:
Orang yang menabur firman dengan cucuran air mata akan menuai
jiwa-jiwa baru dengan sukacita.

Scripture Union Indonesia © 2017.