Ya terhadap panggilan Tuhan

Keluaran 6:27-7:13


Allah kembali menyatakan nama-Nya kepada Musa dan menugasi Musa
untuk menyampaikan firman-Nya kepada Firaun (ayat 6:27,28).
Akan tetapi, Musa tetap mengajukan alasan bahwa dirinya tidak
akan mampu melaksanakan tugas tersebut. Musa menganggap
ketidakfasihannya dalam berbicara akan menyebabkan Firaun
menolak mendengarkannya (ayat 29).


Untuk menolong Musa mengatasi keraguannya, Allah menegaskan tiga
hal. Pertama, Allah tidak saja memberi tugas, tetapi akan
membuat Musa menjadi Allah bagi Firaun (ayat 7:1). Penyertaan
dan kuasa Allah akan membuat Musa ada pada posisi yang harus
didengar dan ditaati Firaun. Kedua, Allah memberikan Harun
kepada Musa untuk mendampinginya sebagai juru bicara Musa (ayat
7:16). Penetapan Allah ini menegaskan bahwa kerja sama dalam
pekerjaan Tuhan merupakan hal yang terbaik karena akan terjadi
saling mengisi, saling melengkapi, dan saling menguatkan.
Ketiga, Allah sudah melihat bahwa tugas tersebut akan disambut
dengan kekerasan hati Firaun. Akan tetapi, kekerasan hati
tersebut bukanlah tembok penghalang bagi tergenapinya rencana
Allah, melainkan batu loncatan bagi Musa untuk menyaksikan tanda
dan kedahsyatan mukjizat Allah menaklukkan Firaun (ayat 4-5).
Pada kenyataannya, Firaun memang mengeraskan hati walau sudah
melihat tanda dan mukjizat Allah yang luar biasa itu (ayat
10-13).


Panggilan Allah kepada seseorang untuk menjadi hamba-Nya bersifat
mulia, oleh karena itu, sebenarnya tidak boleh ada alasan apa
pun untuk menolaknya. Memang panggilan Allah itu berat sebab
hamba-Nya harus berhadapan dengan kekerasan hati orang-orang
yang diikat ilah zaman ini (ayat 2Kor. 4:4). Akan tetapi,
janganlah undur sebab bersama Allah, hamba-Nya ada di posisi
Allah yang menang terhadap para lawan-Nya.


Renungkan:
Berespons ya terhadap misi Allah berarti mengalami penyertaan
dan karya-karya Allah dalam hidup.

Scripture Union Indonesia © 2017.