Tidak bisa atau tidak percaya?

Keluaran 4:1-17


Alasan menolak yang biasa diberikan orang Kristen bila diminta
untuk melayani adalah merasa tidak layak atau tidak mampu.
Sebenarnya dibalik pernyataan yang "rendah hati" itu ada sikap
tidak mau berkorban dan tidak percaya kepada Tuhan empunya
pelayanan.


Mengapa Musa menolak pengutusan Allah? Pertama, Musa tidak yakin
umat Israel masih memercayai bahwa TUHAN peduli kepada mereka.
Mungkin Israel telah lupa siapa Allah mereka, sehingga jika
Musa berani menyatakan bahwa Allah Israel telah menampakkan
diri kepada Musa dan mengutusnya pasti dianggap sebagai
gurauan belaka (ayat 1b, 3:13). Karena itu, Tuhan menyertakan
tanda-tanda ajaib kepada Musa sebagai bukti pengutusan-Nya
(ayat 2-9).


Kedua, Musa tidak yakin akan kemampuan diri sendiri memimpin umat
yang begitu besar. Perasaan tidak mampu ini menghalangi Musa
untuk melihat kuasa Allah bahkan boleh dikata ia meremehkan
Allah (ayat 10-12). Di balik perasaan itu sebenarnya Musa
tidak memercayai Allah. Oleh sebab itu, Allah marah karena
alasan-alasan yang dibuat-buat itu. Namun, Allah masih
memberikan tanda penyertaan-Nya melalui Harun yang akan menjadi
juru bicara Musa (ayat 10-17).


Kita seringkali gagal memercayai Tuhan karena pandangan-pandangan
orang lain mempengaruhi kita. Kita kuatir mendengar pandangan
mereka terhadap Tuhan lebih logis dan realistis daripada iman
kita. Masalahnya adalah kita tidak rela berkorban. Maka, kita
perlu mengingat pengurbanan Kristus untuk keselamatan kita,
supaya kita didorong untuk membalas kasih-Nya melalui melayani
Dia. Kita juga gagal melihat kuasa Allah bahkan cenderung
meremehkannya karena kita terlalu berfokus pada keterbatasan dan
kekurangan kita. Masalahnya adalah kita tidak percaya kepada
Dia. Padahal penyertaan Allah jelas dan tidak perlu diragukan.


Camkan:
Mengatakan tidak bisa kepada Allah yang mengutus kita adalah
pernyataan ketidakmauan dan ketidakpercayaan kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.