Yesus menghakimi

Matius 23:29-39


Rencana untuk membunuh diri-Nya (ayat 26:3-4) sudah lebih dulu
dilihat Yesus (ayat 21:33-46). Dalam bagian ini Tuhan Yesus
langsung membuka keadaan hati mereka yang sesungguhnya, meski
mereka menganggap diri lebih baik daripada nenek moyang mereka
yang telah membunuh nabi-nabi pada masa lampau. Secara munafik
mereka menunjukkan sikap merasa diri lebih baik itu dengan
membangun makam para nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh
(ayat 29). Bahkan ibadah dan ritual keagamaan dipergunakan untuk
menutupi kejahatan diri dan mengelabui banyak orang. Tuhan
langsung memojokkan mereka bahwa justru itu merupakan pengakuan
bahwa mereka adalah keturunan pembunuh (ayat 31).


Sesungguhnya mereka sama sekali tidak lebih baik daripada nenek
moyang mereka yang telah menganiaya para nabi. Andaikan mereka
menerima nabi-nabi yang diutus Tuhan pada zaman lampau itu,
mereka pasti juga akan menerima Yesus Kristus. Namun, kebencian
mereka yang begitu nyata kepada Anak Allah, yang tentang Dia
para nabi bernubuat, membuat jelas bahwa mereka layak menerima
hukuman neraka! (ayat 33). Melalui ucapan-ucapan ini Tuhan Yesus
tidak saja membongkar kepalsuan dan kegelapan hati mereka, kini
Tuhan Yesus gilang gemilang mendudukkan diri-Nya sebagai Yang
Benar dan yang patut didengar serta ditaati.


Kecaman serius Tuhan Yesus ini ditutup dengan kerinduan terdalam
hati-Nya, yaitu agar orang-orang itu rela masuk ke dalam
rangkulan anugerah-Nya (ayat 37). Sayang sekali rupanya mereka
akan tetap meneruskan kebencian mereka (ayat 38,39). Apabila
orang menolak anugerah Allah, maka tinggal kengerian saja yang
akan menjenguk mereka. Berbagai peringatan sudah Tuhan
perdengarkan, kelanjutannya hanya berita-berita hukuman yang
terkait dengan berita kedatangan-Nya kedua kelak (pasal 24).
Orang yang terus melawan Yesus, kelak menghadap Dia sebagai
terpidana.


Renungkan:
Menolak Yesus berarti menolak hidup dan mengundang hukuman
kekal.

Scripture Union Indonesia © 2017.