Peringatan untuk tetap setia.

I Raja-raja 9:1-9
Minggu ke-10 sesudah Pentakosta

Tidak mudah untuk tetap rendah hati dan setia jika kita
mendapatkan keberhasilan terus menerus. Kita cenderung melupakan
bahwa keberhasilan itu adalah anugerah. Bahkan mungkin kita akan
bermegah di dalam keberhasilan itu dan lupa mensyukurinya
sebagai anugerah. Jika ini yang terjadi, waspadalah sebab justru
itulah yang menjadi titik balik penyebab kejatuhan kita. Mengapa
Allah menyatakan diri-Nya untuk kedua kali kepada Salomo? Allah
melihat potensi lupa diri dan lupa berkat di dalam diri Salomo,
sama seperti umat Israel lainnya yang cepat sekali lupa akan
segala anugerah yang Allah sudah nyatakan kepada mereka. Itu
sebabnya Allah memperingatkan Salomo. Pola mengingatkan ulang
ini kita jumpai juga dalam Perjanjian Baru.


Allah mengingatkan tiga hal kepada Salomo: Pertama, bahwa ia sudah
diberkati dan umat Israel sudah diberkati melalui dirinya.
Kedua, bahwa kesetiaan kepada-Nya akan membuat keturunannya
duduk di takhta kerajaan selama-lamanya, tetapi ketidaktaatan
mengakibatkan takhta itu akan dicabut dari mereka. Ketiga, bahwa
ketidaksetiaannya akan mengakibatkan penolakan Allah atas umat
Israel. Allah akan membuang dan mengusir bangsa Israel dari
tanah air mereka. Bangsa Israel tidak akan dapat lagi menikmati
hadirat Allah, melalui kehadiran rumah-Nya. Sebaliknya mereka
akan dipermalukan di antara bangsa-bangsa lain (ayat 7-9).


Sungguh mengerikan melihat bahwa ketidaktaatan satu orang pemimpin
membawa akibat bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi
orang-orang yang dipimpinnya. Sebab itu, kita yang dipercaya
menjadi pemimpin, harus selalu mawas diri supaya tetap rendah
hati dan setia kepada Tuhan. Kita juga harus mendoakan para
pemimpin negara Indonesia agar mereka tetap taat kepada
panggilan mereka untuk mengabdi kepada Tuhan dan melayani rakyat
dengan setia.


Doakanlah:
Anak Tuhan yang dipercaya menjadi pemimpin negara Indonesia,
agar takut akan Tuhan, tidak lupa diri dan tetap setia kepada
komitmen mereka menjadi pengikut Tuhan.

Scripture Union Indonesia © 2017.