Penghukuman dan anugerah.

Kejadian 19:1-29
Minggu Paskah ke-4

Betapa mudahnya seorang meniru dan mempraktikkan perbuatan dan
perkataan buruk daripada meniru perbuatan dan perkataan yang baik.
Betapa terkejutnya kami, ketika anak-anak kami yang masih usia SD
bermain dengan saling memaki dengan kata-kata kasar yang
didapatnya dari salah satu sinetron yang mereka tonton tanpa kami
dampingi. Sungguh berdosa kami membiarkan mereka dirasuki hal-hal
buruk tanpa saringan iman dan hati nurani yang diisi oleh firman
Tuhan.


Betapa lebih parah lagi kehidupan Lot dan keluarganya yang tinggal di
tengah-tengah lingkungan yang sangat tidak bermoral. Setiap hari
mereka melihat, mendengar, dan bahkan mungkin ikut 'menikmati'
tanpa sadar segala tingkah laku kebinatangan yang dilakukan
penduduk Sodom. Ciri hidup hedonisme, materialisme seperti itu
rupanya sedikit banyak sudah terserap oleh keluarga Lot. Buktinya,
ketika mereka diperintahkan untuk meninggalkan Sodom karena Tuhan
akan menghancurkan kota itu, Lot berlambat-lambat (ayat 15-16).
Mungkin ia tidak percaya bahwa Tuhan akan menghan-curkan Sodom,
mungkin pula sayang meninggalkan kekayaan dan kenikmatan hidup di
situ. Yang jelas istri Lot binasa karena hatinya tidak bisa lepas
dari Sodom (ayat 26).


Hanya oleh anugerah Allah, Lot dan kedua putrinya luput dari
penghukuman Allah. Sebaliknya, Sodom dan Gomora menerima hukuman
yang sesuai dengan keberdosaan mereka.


Kadang memang kita tidak dapat memilih lingkungan yang lebih baik.
Bahkan, mungkin kita dipanggil untuk menjadi saksi di lingkungan
yang memerlukan kasih Tuhan. Yang penting bagi kita adalah selalu
waspada, dan tetap memelihara persekutuan dengan Tuhan dalam
firman dan doa.


Bersyukurlah:
Kita sekarang memiliki Roh Kudus yang tinggal di hati, boleh
mengingatkan kita untuk tidak hanyut mengikuti pengaruh jahat
lingkungan kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.